Budiawan pun dalam slide presetasinya berjudul Kimia Bahan Berbahaya, menyampaikan suatu bahan kimia yang sifat bahayanya tidak diketahui harus dipandang sebagai sangat berbahaya, kecuali jika ada alasan khusus untuk berpikir lain.
Ban dan Pencemaran Bahan Kimia Berbahaya
Prihal hubungan ban dan pencemaran pada bahan makanan khususnya sayuran, diungkap dalam sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Science & Technology.
Tim peneliti menemukan bahwa saat partikel dari ban mobil bergesekan dengan jalan, aspal, beton, dan liannya partikel itu meninggalkan jejak zat yang berpotensi berbahaya.Partikel-partikel tersebut dapat tertiup oleh angin, juga terbawa, menuju ke sungai dan saluran pembuangan. Air sungai tersebut sering kali digunakan untuk menyiram tanaman, baik sayura atau buah-buahan.
Artinya, partikel ban dapat mencapai tanah pertanian. Semua itu dapat mencemari tanaman yang tumbuh dan berpotensi membuatnya berbahaya untuk dimakan.
Baca Juga: Fakta Lato-lato Sebabkan Kebutaan, Kemenkes Buka Suara Prihal Permainan Viral Ini
Padahal menurut salah satu penulis studi, Anya Sherman, mengatakan partikel keausan ban mengandung sejumlah bahan kimia organik beracun tersebut.
Nah, untuk mempelajari risiko dari zat yang ada, para ilmuwan menggagas eksperimen yang memapar tanaman selada dengan sejumlah bahan kimia yang digunakan dalam produksi ban.
Salah satu bahan kimia itu disebut 6PPD-quinone, telah dikaitkan dengan kematian masal fauna salmon di Amerika Serikat."Pengukuran kami menunjukkan bahwa tanaman selada mengambil semua senyawa yang diselidiki melalui akarnya, memindahkannya ke daun selada dan menumpuknya di sana," ujar Sherman, dikutip dari laman Express, Selasa (10/1/2023).Ketika tanaman selada tidak terpapar bahan kimia secara langsung, pencemaran bisa terjadi secara tidak langsung melalui sisa ban yang tertinggal.
"Tanaman selada terus-menerus mengambil bahan kimia berbahaya yang dilepaskan dari partikel abrasi ban dalam jangka panjang," kata profesor Thilo Hofmann dari University of Vienna, dilansir dari Republika.co.id (11/01/2023).(*)