Dengan pengalamannya ini, Asri Welas memberikan semangat untuk para orangtua yang juga mengalami kondisi yang sama, dirinya berpesan, “Harus bisa membuat anak kita diterima apa adanya. Cobaan harus dihadapi dengan bahagia, jadi harus mencari solusinya bukan menyesal atau bersedih,"
Asri juga mengingatkan untuk tetap menjadi diri mereka apa adanya, di tengah keterbatasan dan kekurangan, “Karena paling enak jadi diri sendiri ketika kamu berpura-pura malah capek banget. Jadi itu aja.”
UNICEF Soroti Sekolah Inklusif Bagi Anak Disabilitas
Asri Welas yang mengalami penolakan akibat memiliki anak dengan katarak adalah satu dari banyaknya kisah anak lainnya, yang banyak memutuskan untuk tidak sekolah karena adanya penolakan dari lingkungan.
Kondisi ini telah mendorong UNICEF untuk bergerak membantu anak-anak dengan kondisi demikian, UNICEF percaya pendidikan inklusif menciptakan perbedaan positif yang begitu besar pada diri anak-anak dengan kebutuhan khusus.
Sayangnya data dari UNICEF tahun 2020 menyebutkan hanya 37% anak dengan kebutuhan khusus yang dapat menuntaskan jenjang pendidikan SMP.
UNICEF Indonesia sendiri menyadari masih perlu edukasi kepada masyarakat dalam hal penerimaan dan pemberian hak untuk anak disabilitas dalam mendapatkan pendidikan. Selain itu, diperlukan pelatihan khusus kepada pendidik untuk mampu menjawab kebutuhan anak dengan disabilitas.
“Kami belajar pengetahuan dan keterampilan baru, seperti cara mengenali disabilitas dan hambatan belajar, menyusun rencana pembelajaran individual, menyesuaikan kegiatan di kelas agar lebih inklusif, cara berbicara dengan positif kepada anak, dan menjajaki berbagai bentuk kolaborasi untuk lebih mendukung anak-anak kami,” jelas Darsiti, seorang pendidik melansir dari laman UNICEF Indonesia (15/09/2020).
Katarak pada Anak
Penyakit katarak sendiri diartikan sebagai kondisi kekeruhan pada lensa mata yang pada kondisi normal bening atau transparan. Dengan kondisi ini membuat sinar cahaya sulit melewati lensa dan fokus pada retina, jaringan yang melapisi bagian belakang mata dan peka terhadap cahaya.
Katarak dapat terjadi ketika protein yang membentuk lensa menjadi keruh dan memengaruhi penglihatan pada anak.
Meski lebih umum katarak terjadi pada orangtua akibat penuaan, anak juga bisa mengalaminya baik yang berukuran kecil hingga yang menyebabkan masalah.
Ada beberapa jenis katarak pada anak yang bisa dialami, yaitu: