GridHEALTH.id - Orangtua lebih waspada terhadap Keputusan tersebut terjadi saat usianya memasuki 21 tahun, di mana kepergian ayahnya menjadi ujian terberat dalam hidupnya.
Tak hanya itu, Abidzar juga harus kehilangan kakek tercintanya setelah Uje meninggal dunia.
"Enggak lama rumah gue kebakaran, dan gue harus menghindari infotainment selama 8 tahun. Gue kayak capek aja gitu lho gue anak yang masih dibawah 15 tahun.
"Pada saat itu gitu dan gue enggak tahu gimana harus menghadapi itu semua," ucap Abidzar di kanal YouTube The Leonardo's.
Saat itu Abidzar mengaku lelah Hingga akhirnya terpikir untuk mengakhiri hidupnya.
Kejadian ini tentunya jadi pelajaran penting untuk para orangtua.
Berdasarkan data WHO, lebih dari 700.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya.
Data tersebut belum termasuk angka penderita yang gagal saat mencoba bunuh diri.
Pada tahun 2019 saja, bunuh diri menjadi penyebab kematian keempat terbanyak pada rentang usia 15–29 tahun.
Sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi, orangtua perlu Berikan perhatian
Dengarkan semua yang dia ingin sampaikan dan selalu pantau tindakannya.
Jangan mengabaikan ancaman bunuh dirinya dan justru melabeli sebagai individu yang suka bersikap berlebihan.
Cobalah berdiskusi dengannya untuk mengetahui masalah sedang dihadapi dan dukung mereka untuk menyelesaikannya.
Melatih anak mengelola emosi
Orangtua harus menunjukkan kepada anak cara Berkomunikasilah untuk mencari tahu apa yang bisa menghiburnya.
Baca Juga: Dukung untuk melakukan hal positif
Berikan dukungan pada remaja untuk mulai melakukan hal-hal positif, seperti kembali menikmati hobi, berolahraga di luar lapangan, atau sekadar bersosialisasi dengan teman-temannya.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu Mencari bantuan profesional terbaik
Mengenali kapan anak membutuhkan bantuan profesional adalah kesadaran yang harus dimiliki setiap orang tua.
Mungkin ada saatnya ketika ibu merasa kewalahan dalam mencoba menangani perilaku anak.
Jadi jangan takut untuk mencari dan meminta bantuan profesional terbaik.(*)
Baca Juga: Bahaya Tren Sleepover Date, Penyakit Seksual Hingga Gangguan Psikologis