Find Us On Social Media :

Peran Genetika Terhadap Kemungkinan Wanita Terpapar Kanker Payudara

Peran genetik pada kanker payudara

GridHealth.id - Kanker hingga saat ini masih menjadi penyakit yang banyak merenggut nyawa manusia.

Data di tahun 2020 menunjukkan, kasus baru di tahun tersebut mencapai 183.368 untuk laki-laki.

Serta 213.546 kasus kanker di tahun 2020 pada wanita.

Pada laki-laki, kanker terbesar masih ada di kanker paru dengan jumlah 25.943 (14,41%), lalu kanker kolorektal 21.764 (11,9%).

Disusul dengan kanker hati 16.412 (9%), kanker nasofaring 15.427 (8,4%), dan kanker prostat 13.563 (7,4%), sisanya 90.259 (49,2%) merupakan jenis kanker lain.

Baca Juga: Takut Menjalani Kemoterapi, Nunung Mengaku Idap Kanker Payudara, Ketahuilah Beberapa Cara ini Bisa Mengobati Penyakit Ganas Tersebut

Lalu pada wanita, angka kasus baru di 2020 tertinggi masih dipegang oleh kanker payudara 65.858 (30,8%), kanker serviks 36.633 (17,2%), dan kanker ovarium 14.896 (7%).

Disusul dengan kanker kolorektal 12.425 (4,2%), tiroid 9.053 (4,2%) dan disusul dengan berbagai jenis kanker lainnya 74.681 (35%).

Di Indonesia sendiri, seorang ahli memaparkan bahwa kanker paru adalah kanker yang menyebabkan paling banyak kematian.

"Kanker paru dengan rokok punya hubungan erat, dan rokok bisa jadi pencetus utama.

Namun memang tidak semua perokok memiliki kanker paru, ada juga yang tidak.

Baca Juga: Apakah Vaksin HPV Tetap Efektif untuk Orang yang Sudah Aktif Secara Seksual? Ini Kata Ahli

Akan tetapi dari orang yang terkena kanker paru setelah diteliti ternyata memang trigger utamanya adalah rokok," ujar dr. M. Yadi Permana, SpB(K)Onk - Sekjen Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) dalam acara daring Memperingati Hari Kanker Sedunia.

Terlepas dari itu semua, pada acara ini dr. M. Yadi Permana, SpB(K)Onk lebih jauh membicarakan soal kanker payudara yang jadi kanker nomor 1 yang menjangkit wanita.

Rupanya ada peran genetik pada seseorang jika memang keluarganya ada yang menyandang kanker payudara.

Peran genetik pada kanker payudara

"Sekali lagi faktor genetik ini kan beragam, jadi saya bicara melalui bidang saya saya yaitu kanker payudara.

Jadi kalau semisalnya secara genetik, dari ibu atau nenek itu menderita kanker payudara maka kemungkinan terjadinya kanker payudara pada yang bersangkutan itu 3,8 sampai 4,2 kali lebih tinggi dibandingkan yang biasa.

Kemudian apabila faktor genetik itu diperiksa lagi, apakah ada mutasi gen, apakah terdapat mutasi gen BRCA 1 dan 2.

Itu jika wanita umur lebih dari 50 tahun mutasinya positif maka angka kejadian kanker payudara pada usia di atas 50 tahun itu sampai 50 persen," ucap dr. M. Yadi Permana, SpB(K)Onk.

Beliau pun memberikan contoh salah satu aktris papan atas Angelina Jolie yang sudah melewati operasi pengangkatan payudara.

"Contoh pada public figure Angelina Jolie, dia mutasi BRCA 1 dan BRCA 2-nya positif sehingga pada saat umur 50 tahun ia sudah menjalani operasi angkat payudara keduanya, lalu direkonstruksi.

Karena sebegitu tingginya ia terkena kanker payudara sebab BRCA 1 dan BRCA 2-nya positif," tandasnya.(*)

Baca Juga: Cegah Kanker Serviks, Vaksin HPV Bisa Diberikan Pada Anak Perempuan dan Laki-laki Sejak Kelas 5 SD