Find Us On Social Media :

Teror Tikus di Pacitan Diawali Demam Hingga Korban Meninggal Dunia, Akibat Leptospirosis?

Teror tikus di Pacitan, diawali dengan demam hingga meninggal dunia. Kenali leptospirosis dari sekarang!

GridHEALTH.id – Akhir-akhir ini beberapa wilayah di Indonesia dibayang-bayangi dengan adanya teror tikus yang menyebabkan kematian, akibat adanya penularan bakteri, khususnya di Pacitan.

Masyarakat pun diimbau untuk mengenali gejala dari teror tikus ini dan kapan harus ke dokter, hingga cara mencegahnya sebelum semakin menyebar. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Teror Tikus di Pacitan Menyebabkan Korban Meninggal Dunia

Setidaknya ada tiga warga Kabupaten Pacitan meninggal dunia karena adanya teror tikus. Setelah diselidiki ketiganya menderita leptospirosis.

Korban dalam kasus pertama sudah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Darsono Pacitan setelah dinyatakan reaktif leptospirosis, namun akhirnya meninggal dunia dalam perawatan.

Melansir dari Tribun Jatim (01/03/2023) disebutkan kasus leptospirosis ini terus merebak di wilayah Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan, dalam kurun waktu tiga pekan terakhir sudah ada 112 warga di Kecamatan Nawangan yang dilaporkan suspek leptospira.

Baca Juga: Mengenal Sindrom Tourette yang Dialami Lewis Capaldi, Apa Penyebabnya?

“Dari 112 warga, 24 warga dinyatakan positif. Sedangkan 3 penderita atas nama Tukino, Samiyem, dan Sukimin meninggal dunia,” jelas Koordinator Pengendalian Penyakit Menular Puskesmas Nawangan, Wahyu Tri Widodo melansir dari Tribun Jatim.

Dari 24 pasien yang positif leptospirosis, 7 warga sempat menjalani perawatan di puskesmas setempat, sementara 17 pasien dirawat di RSUD dr Darsono Pacitan.

Sebagai tambahan informasi, saat ini berdasarkan data dari Kemenkes, jumlah dari total kasus di Jawa Tengah ada 111 kasus dan 18 meninggal, Jawa Barat ada 9 kasus meninggal 2 dan DIY ada 86 kasus dan 12 kematian, serta Sulsel ada 4 kasus dengan tidak ada kematian.

Apa Itu Penyakit Leptospirosis?

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urin atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini.

Penyakit ini dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri leptospira, contohnya seperti di daerah yang terkena banjir.

Sumber penularan bakteri ini selain dari tikus, bisa juga dari hewan lain seperti kucing, sapi, babi, kambing, dan anjing.

Baca Juga: Waspada Penyakit Kencing Tikus Leptospirosis, Telah Menelan Korban di Jawa Timur

Gejala Penyakit Leptospirosis

Berdasarkan pengalaman yang dialami oleh warga Pacitan, rata-rata penderita leptospirosis mengalami keluhan seperti demam tinggi, nafsu makan berkurang, dan spesifik mengalami nyeri pada betis kaki.

Selain gejala-gejala ini, secara umum ada beberapa gejala lain dari penyakit leptospirosis, yaitu:

- Demam (> 38,5 derajat celcius)

- Sakit kepala

- Badan lemah

- Nyeri otot hingga kesulitan berjalan

- Kemerahan pada selaput mata

- Kekuningan pada mata dan kulit (ikterus).

Dalam kasus yang berat, leptospirosis ditandai dengan beberapa gejala berikut ini:

- Ikterus

- Disfungsi ginjal

Baca Juga: Beda Chikungunya dan Leptospirosis yang Perlu Diketahui

-  Nekrosis hati

-  Disfungsi paru

-  Pendarahan.

Cara Mencegah Leptospirosis

Kenali berikut ini cara mencegah penyebaran penyakit leptospirosis:

- Simpan makanan dan minuman agar aman dari tikus

- Cuci tangan dan kaki dengan sabun setelah bekerja di sawah, kebun, selokan, dan lainnya

- Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah dan penampungam air

- Menjaga kebersihan lingkungan dan pakai sepatu boot jika ke daerah basah atau kotor

- Meningkatkan penangkapan tikus

- Tutup luka dengan perban kedap air.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami gejala leptospirosis ringan atau berat, dan ada riwayat terpapar air banjir, tanah becek atau lumpur dalam dua minggu sebelum sakit, segera ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat. (*)

Baca Juga: Lakukan 6 Hal Ini Untuk Cegah Penyakit Leptospirosis Saat Banjir Melanda