Find Us On Social Media :

Pasien Bidan Desa Meninggal Gegera Surat Rujukan Menyusul, Ditolak RSUD Subang

RSUD Subang viral menolak pasien mau melahirkan yang dirujuk Puskesmas, pasien meninggal.

Baca Juga: Rasakan Manfaat dari Obat Asam Urat Terbuat dari Lobak, Cek Faktanya!

Terkait kasus kematian Kurnaesih, Dirut RSUD Subang mengungkapkan, "Kami akan memperbaiki sistem rujukan. dan akan lakukan pembinaan internal dan eksternal, serta kami jug berkomitmen membenahi diri meningkatkan kemampuan, sehingga kita bisa menghadapi kasus-kasus berat yang dirujuk dari puskesmas, sebelum di rujuk ke Rumah Sakit Tipe A seperti RSHS Bandung, " ungkapnya."Dengan sistem rujukan baru dan baik, kita bisa mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi," imbuhnyaAtas nama RSUD Subang, pihaknya juga mohon maaf kepada keluarga Kurnaesih dan masyarakat dimanapun bilamana pelayanan RSUD belum optimal."Kami RSUD Subang akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Semoga ke depan pelayanan RSUD Subang semakin baik dan bisa memberikan kepuasan tersendiri bagi masyarakat yang berobat ke RSUD Subang," ujarnya.

Komentar Dinkes Jabar

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinas Kesehatan Jabar, Raden Vini Adiani Dewi, meminta RSUD Ciereng Subang untuk melakukan evaluasi atas kejadian yang menimpa Kurnaesih (39).

Baca Juga: 5 Jenis Obat Asam Lambung Alami yang Paling Banyak Dicari dan Efektif

Vini menjelaskan pentingnya rujukan terencana untuk ibu hamil.Ia mengatakan bahwa setiap ada ibu hamil, seluruh lintas sektor pelayanan kesehatan bersama masyarakat harus bekerja sama.Penanganan ibu hamil tidak bisa hanya diselesaikan oleh tenaga kesehatan."Karena dalam proses kehamilan selama sembilan bulan, semua masyarakat bisa terlibat sehingga proses rujukan diharapkan menjadi rujukan terencana. Yang terjadi ini (kasus Kurnaesih) adalah rujukan tidak terencana di mana pasien dalam kondisi sudah berat," katanya melalui ponsel, Minggu (5/3/2023).Ia mengatakan pihak pelayanan kesehatan dan masyarakat harus melakukan evaluasi terhadap perencanaan penanganan ibu hamil, khususnya mengenai rujukan terencana.

Baca Juga: Ketua IDAI Pusat; Tren Penyakit Diabetes Tipe 2 Pada Remaja Mengkhawtirkan, Kenapa?

"Sehingga harus dilakukan evaluasi pada semua pihak termasuk masyarakat, agar sama-sama membantu ketika ada warganya yang hamil. Karena setiap ibu hamil sebenarnya merupakan kasus berisiko," tuturnya.Vini meminta pihak rumah sakit untuk melakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) untuk menelusuri kembali sebab kesakitan dan kematian ibu dan bayi dengan tujuan mencegah kesakitan dan kematian yang akan datang, serta dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi."Untuk dilakukan Audit Maternal Perinatologi sehingga akan diketahui titik lemah dan dijadikan bahan untuk rekomendasi perbaikan pelayanan ke depan. Juga kepada masyarakat setempat harus diberikan pembinaan dan sosialisasi kehamilan yang sehat," tuturnya.Vini mengatakan Pemprov Jabar akan turun tangan untuk melakukan pembinaan kepada berbagai pelayanan kesehatan di Jawa Barat sehingga kasusserupa tidak terjadi kembali."Insyaa Allah kami dari tingkat provinsi akan mengadakan pembinaan, kami akan koordinasikan," tuturnya.(*)Baca Juga: Apakah Seperti Kasus David Korban Penganiyayan Mario Ditanggung BPJS Kesehatan?

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Duduk Perkara Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Melahirkan di RUSD Subang Jawa Barat, https://www.tribunnews.com/regional/2023/03/06/duduk-perkara-ibu-hamil-meninggal-setelah-ditolak-melahirkan-di-rusd-subang-jawa-barat#google_vignette.