Jason Kiernan, seorang asisten profesor di College of Nursing, mempelajari efek intervensi mendengarkan musik pada mual akibat kemoterapi.
Menurut Kiernan, mual akibat kemoterapi adalah fenomena neurologis, dan bukan kondisi perut.
Mengutip dari thehealthsite, pasien yang menjalani pengobatan kemoterapi diminta untuk mendengarkan musik favorit selama 30 menit setiap kali perlu minum obat antimual.
Mereka mengulangi intervensi musik setiap kali mual terjadi dan berlanjut selama sekitar lima hari setelah perawatan kemoterapi mereka.
Pasien yang mendengarkan musik sambil minum obat melaporkan penurunan peringkat keparahan mual dan kesusahan mereka.
Namun, Kiernan mencatat bahwa sangat jelas apakah obat yang melakukan tugasnya atau manfaat dari musik.
Dalam penelitian selanjutnya, Kiernan akan melihat jumlah serotonin yang dilepaskan setelah mendengarkan musik yang tidak menyenangkan dan menyenangkan.
Serotonin diketahui menyebabkan mual yang diinduksi kemoterapi dan obat-obatan diberikan kepada pasien kanker untuk memblokir efeknya, jelas ahli tersebut.
Itulah sebabnya, mendengarkan musik dijadikan salah satu alternatif dalam pengobatan kemoterapi.
Baca Juga: Kemoterapi Dilakukan pada Stadium Berapa? Cek Prosedur dan Biaya