3. Efeknya
Perbedaan stunting dan gizi buruk juga dapat dilihat dari efek yang ditimbulkan. Anak yang mengalami gizi buruk rentan terkena penyakit infeksi karena imunitasnya rendah.
Efek jangka panjang yang ditimbulkan yakni pertumbuhan anak terhenti sebelum waktunya dan bisa menyebabkan anak mengalami wasting (bertubuh kurus) ataupun stunting.
Efek stunting pada anak menyebabkan metabolisme dan sistem kekebalan tubuh yang terganggu.
Kemampuan belajar anak pun di sekolah juga berisiko mengalami kendala, sehingga sulit menerima pelajaran yang diberikan oleh guru.
Cara Mengatasinya
Mengatasi gizi buruk maupun stunting, dapat dilakukan dengan memerhatikan kecukupan asupan nutrisi anak dan juga kondisi kesehatannya secara keseluruhan.
* Memberikan ASI eksklusif hingga anak berusia 6 bulan, karena air susu ibu mengandung gizi makro dan mikro yang dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang anak.
* Saat anak sudah memasuki usia 6 bulan, Makanan Pendamping ASI (MPASI) sudah mulai diberikan.
Ketika anak mulai makan, berikan makanan yang merupakan sumber protein hewani seperti daging ayam, daging sapi, telur, dan susu.
* Kemudian, biasakan untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan membiasakan cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, terutama sebelum dan sesudah makan.
Pasalnya jika kebiasaan tersebut tidak dijalankan, anak berisiko mengalami diare dan apabila berulang, maka bisa meningkatkan riisko kurang gizi yang dapat berujung pada stunting.
* Selalu memantau tumbuh kembang anak, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan rutin melakukan pemeriksaan di Puskesmas atau Posyandu. (*)
Baca Juga: BKKBN Ungkap 5 Pilar Percepatan Penyelesaian Masalah Stunting