Malam harinya, N dibawa ke Rumah Sakit Atma Husada Mahakam, Samarinda, Kaltim untuk menjalani pemeriksaan.
"Setengah jam menunggu, hasilnya (urine) positif mengandung metamfetamina yang ada pada unsur sabu," ungkap Rina.
Setelah berkonsultasi dengan pihak dokter, TRC PPA membawa N ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda untuk menjalani opname.
Belajar dari masalah yang terjadi pada balita di Samarinda, orang tua perlu melakukan pengawasan penuh pada anak.
Efek Narkoba pada Balita
Melansir dari kidshealth.org, metamfetamin adalah stimulan atau sejenis obat yang membuat orang tetap terjaga, dan melakukan aktivitas terus menerus dengan kebutuhan tidur yang lebih sedikit.
Obat-obatan ini dibuat dalam bentuk pil, bubuk, atau kristal tebal yang disebut sabu-sabu.
Metamfetamin ditelan, dihirup, dihisap, atau disuntikkan ke pembuluh darah.
Orang yang menyalahgunakan metamfetamin merasa tinggi dan penuh energi.
Mereka pikir obat itu akan membuat tubuh mereka terus berjalan.
Efek samping termasuk pernapasan cepat, detak jantung tidak teratur, dan peningkatan tekanan darah.
Selain itu, juga mengeluh berkeringat, sakit kepala, penglihatan kabur, mulut kering, hot flashes, dan pusing.