Pada kondisi ini, hormon antidiuretik yang mengatur produksi urine tidak berfungsi dengan baik, sehingga terjadi minum banyak dan produksi urine yang meningkat, tetapi pipisnya sedikit.
5. Gangguan kandung kemih
Beberapa kondisi yang mempengaruhi kandung kemih, seperti kandung kemih hiperaktif atau infeksi saluran kemih, dapat menyebabkan rasa ingin buang air kecil yang sering, tetapi hanya menghasilkan volume urine yang kecil.
Kondisi ini dapat mengganggu kapasitas kandung kemih dan mengubah pola buang air kecil seseorang.
6. Diabetes
Diabetes mellitus, terutama diabetes tipe 1 dan tipe 2 yang tidak terkontrol dengan baik, dapat menyebabkan kehilangan cairan yang berlebihan melalui urine.
Kondisi ini disebut sebagai poliuria, di mana tubuh memproduksi jumlah urine yang lebih banyak dari biasanya, sehingga meskipun minum banyak, urine yang dihasilkan tetap sedikit.
7. Kebiasaan minum berlebihan
Beberapa orang memiliki kebiasaan minum berlebihan tanpa adanya kebutuhan yang spesifik, yang dapat menyebabkan minum banyak tetapi hanya mengeluarkan urine dalam jumlah kecil.
Kebiasaan ini mungkin disebabkan oleh faktor psikologis atau perilaku yang tidak sehat.
8. Kondisi medis lainnya
Beberapa kondisi medis lainnya, seperti gangguan tiroid, sindrom Sjogren, gangguan saraf, atau gangguan metabolisme, dapat mempengaruhi pola buang air kecil dan menyebabkan minum banyak tetapi pipis sedikit.
Jika kamu mengalami gejala minum banyak tetapi pipis sedikit secara konsisten atau jika gejala ini mengganggu keseharianmu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik, serta tes laboratorium, untuk menentukan penyebab yang mendasarinya.
Dengan mengetahui penyebab yang tepat, dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai dan membantu memulihkan keseimbangan cairan tubuh yang sehat.
Baca Juga: Lapisan Struktur Ginjal dan Pembentukan Urine yang Perlu Diketahui