Find Us On Social Media :

Hindari Obesitas Pada Anak, Jangan Biasakan Si Kecil Makan Sambil Nonton

Makan sambil nonton tv membuat perhatian anak teralihkan.

GridHEALTH.id - Obesitas pada anak adalah hal kerap luput dari perhatian orangtua, padahal kondisi ini dapat membahayakan kesehatannya.

Obesitas adalah jumlah lemak yang ada di tubuh tidak sebanding dengan yang jumlah yang dibakar, sehingga terjadi penumpukan.

Dokter spesialis kesehatan anak subspesialis kesehatan anak dan nutrisi dan penyakit metabolik dr. Novitria Dwinanda, Sp.A, Subsp. N. P. M, menjelaskan, untuk mengetahui anak obesitas tentu harus diukur dari berat dan tinggi badannya.

"Kita harus plotting. Jadi tidak bisa menentukan obesitas dengan diterawang," ujarnya dalam diskusi media di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (8/8/2023).

Kendati demikian, orangtua dapat mengenali risiko awal dari kondisi fisik anak.

Ciri Obesitas Pada Anak

Adapun gejala yang dimiliki oleh anak yang mengalami obesitas meliputi:

1. Pipi tembam (chubby)

2. Perutnya buncit

3. Kakinya agak sedikit bengkok

4. Perut sering kembung atau mual

5. Penis tampak kecil (mikropenis)

Selain itu, leher anak biasanya juga nampak lebih pendek dan berwarna kehitaman di lipatan lehernya.

Baca Juga: Awas Bahaya Obesitas Menghantui, Cek Apakah Anda Mengalami Tanda-tanda Berikut Ini

"Itu bukan dakian, mau disikat kayak apa, itu enggak akan hilang. Itu menggambarkan adanya resistensi insulin, metabolisme insulin yang sudah tidak baik," ujar dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah-Puri Indah ini.

Kebiasaan Sehari-hari Memicu Obesitas

Dokter Novitria menjelaskan, penyebab obesitas yang terjadi pada anak cukup kompleks, mulai dari pengaruh lingkungan, kebiasaan sehari-hari, hingga kondisi genetik.

Contoh faktor lingkungan yakni saat berbelanja menerima kembalian yang bukan uang, melainkan berupa permen. 

Sedangkan salah satu kebiasaan yang tanpa sadar memicu anak obesitas adalah membiasakan mereka makan sambil nonton tv.

Hal tersebut seringkali dilakukan, dengan tujuan agar anak makan dengan lahap. Meski terlihat positif, nyatanya kebiasaan tersebut justru berdampak negatif.

"Dia enggak tahu apa yang dikasih, dia terpana oleh (gambar) televisi yang joget-joget nyanyian anak itu, dia enggak tahu benda apa (yang masuk mulut), enggak tahu namanya ayam goreng yang mana," ujarnya.

Pada kondisi ini, anak cenderung pasif dan menjadi objek, sehingga membuatnya menerima apapun yang disuapkan oleh ibu atau pengasuh.

Untuk mengurangi risiko obesitas, disarankan anak untuk melibatkan anak pada saat memberikan makanan.

"Diajak tahu apa yang dia makan, apa yang diberikan saat makan. Ini lho kita sedang belajar makanan dari (misalnya) Manado, dan lainnya," pungkasnya.

Sangat penting melindungi anak dari kondisi ini, karena dampaknya yang merugikan kesehatan anak.

Pasalnya ini meningkatkan risiko terjadinya diabates tipe 2, perlemakan hati, dan penyakit lainnya. (*)

Baca Juga: Kasus Obesitas Meningkat Signifikan, Berisiko Timbulkan 6 Penyakit Ini