GridHEALTH.id - Kanker tulang adalah salah satu jenis kanker yang dapat dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Ini termasuk salah satu jenis kanker yang jarang terjadi, hanya sekitar lima persen di dunia.
Melansir Cleveland Clinic, tingkat kelangsungan hidup relatif lima tahun untuk kanker tulang adalah 66,8%.
Ini artinya, sekitar 66,8% pengidap jenis kanker ini masih hidup lima tahun setelah didiagnosis.
Kendati begitu, mendeteksi kanker tulang pada stadium awal tetap penting, karena ini juga berpengaruh terhadap angka harapan hidup.
Ketika kanker terdeteksi pada stadium yang lebih lanjut, maka tingkat kelangsungan hidup bisa menurun.
Faktor Risiko Kanker Tulang
Dokter Ortopedi dr. Oryza Satria, Sp.OT(K), menjelaskan jenis kanker ini sering terdiagnosis pada dewasa muda di bawah usia 30 tahun.
"Tapi tergantung jenis tumornya itu sendiri apa. Ada jenis tumor yang banyak di usia anak-anak sampai dewasa muda, kemudian ada jenis tumor yang ada pada usia dewasa," kata dokter Oryza kepada GridHEALTH, Jumat (29/9/2023).
Perlu diingat, kanker tulang adalah tumor ganas yang terdapat pada tulang. Bisa berawal dari sel-sel yang tumbuh tidak terkendali pada tulang itu sendiri.
Tapi, ada kalanya juga merupakan hasil penyebaran dari tumor ganas yang ada di organ tubuh lain.
Lantas, apa saja faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tulang?
Baca Juga: Ini Alasan Kanker Ginjal Kambuh Meski Sudah Dioperasi, Dialami Vidi Aldiano
"Jadi ada beberapa faktor risiko terjadinya kanker tulang di antaranya adalah faktor genetik, radiasi, kemudian kemoterapi yang dilakukan untuk tumor lain di tubuh individu yang sama," jelasnya.
Faktor risiko kanker tulang yang lain yakni beberapa tumor jinak yang sudah ada sebelumnya.
Akan tetapi, menurut dokter Oryza, tumor jinak yang berubah jadi tumor ganas kasusnya jarang terjadi.
Kapan Skrining Kanker Dilakukan?
Skrining untuk mengetahui risiko atau pun deteksi dini, dapat dilakukan bila merasakan gejala kanker tulang.
"Skrining harus dilakuakn terutama jika menemui gejala-gejalanya. Misalnya timbul benjolan yang tiba-tiba dan cepat membesar," ujarnya.
Ia menambahkan, "Kemudian nyeri, berat badan turun drastis dalam waktu yang cepat."
Bagi seseorang yang di antara anggota keluarganya pernah mengidap penyakit ini, juga disarankan untuk melakukan skrining.
Untuk mengetahui kanker tulang, biasanya dilakukan pemeriksaan menggunakan sinar-X untuk melihat gambaran tulang.
Pemindaian Magnetif Resonance Imaging (MRI) dan CT (computed tomography), dapat memberikan gambaran yang lebih rinci tentang area di sekitar tulang.
Sedangkan untuk mengonfirmasi diagnosis, baru akan dilakukan biopsi, di mana diambil sepotong kecil jaringan dari tulang dan diperiksa di bawah mikroskop.
Meski kanker tulang termasuk jarang terjadi, apabila mempunyai faktor risiko atau bahkan mengalami gejalanya, lakukan skrining untuk mengetahui risiko serta deteksi penyakit lebih awal. (*)
Baca Juga: Kasus Kanker Limfoma Sering Ditemukan pada Anak Muda, Waspada Benjolan Seperti Ini