Find Us On Social Media :

Tak Hanya China, Peningkatan Kasus Pneumonia pada Anak juga Terjadi di Belanda

Penyebab lonjakan pneumonia di Belanda masih belum dijelaskan.

Baik NIVEL maupun ototritas kesehatan setempat, saat ini belum bisa menjelaskan apa yang menyebabkan kenaikan kasus pneumonia yang tajam ini.

Akankah Jadi Pandemi?

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan Imran Pambudi menjelaskan, bakteri mycoplasma pneumoniae yang menyebabkan pneumonia di China mempunyai masa inkubasi yang panjang.

Mengutip situs resmi CDC Amerika Serikat, masa inkubasi bakteri ini umumnya satu hingga empat minggu. Dengan masa inkubasi yang panjang, membuat penyebarannya tidak separah virus sehingga kemungkinan menjadi pandemi kecil.

"Jadi dengan masa inkubasi panjang, biasanya virulensi atau kemampuan penyebarannya tidak separah virus," kata Imran dalam konferensi pers virtual Kemenkes, Rabu (29/11/2023).

"Kalau kita ketahui, pandemi itu lebih sering disebabkan oleh patogen yang sifat virulensinya tinggi (seperti virus)," jelasnya.

Kendati demikian, kewaspadaan terhadap penyakit ini tetap ditingkatkan untuk mencegah kejadian di China dan Belanda terjadi di sini.

Kemenkes pada 27 November 2023 mengeluarkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4632/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadain Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.

Ditujukan untuk seluruh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Direktur/Kepala Rumah Sakit, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan Kepala Puskesmas di Indonesia melakukan pemantauan kasus yang dicurigai pneumonia.

Sementara untuk masyarakat, direkomendasikan untuk melakukan vaksinasi untuk melawan influenza maupun patogen gangguan pernapasan lain.

Selain itu, jika sedang tidak enak badan untuk mengurangi aktivitas, memakai masker bagi yang sakit, dan menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) untuk yang sehat. (*)

"Masyarakat agar segera memeriksakan ke fasyankes terdekat apabila ada tanda-tanda gejala batuk, kesukaran bernapas, disertai dengan demam," pungkas Imran. (*)

Baca Juga: Wabah Pneumonia Misterius di China, Kemenkes Minta Bandar Udara dan Pelabuhan Siaga