Find Us On Social Media :

Usia Pasien Kanker Paru di Indonesia 10 Tahun Lebih Muda dari Negara Lain, Ternyata Gara-gara Kebiasaan Ini

Kebiasaan yang tidak dianggap berbahaya ternyata menyebabkan kanker paru.

Tapi selain karena rokok, ada juga beberapa faktor yang memengaruhi tingkat risiko terjadinya kanker.

Pertama, yakni maraknya penggunaan vape atau electric cigarette yang diklaim lebih aman dibanding rokok konvensional dengan tembakau.

"Walaupun belum ada data, bukan berarti tidak terbukti (berisiko menyebabkan kanker paru)," katanya.

Baik rokok tembakau maupun rokok elektrik, menurutnya risiko tetap sama.

Karena di dalam produk vape maupun asapnya, terdapat bahan kimia yang berpotensi bersifat karsinogenik. Adanya nikotin juga membuat kecanduan, yang akhirnya membuat pengguna vape sulit lepas dan menggunakannya secara berlebihan.

"Kalau mengandung nikotin akan ketagihan dan (karena) aman, kalau rokok biasa sehari satu bungkus, vape mungkin lebih dari itu," jelasnya.

Kebiasaan penyebab kanker paru lainnya menurut dokter Sita adalah menghisap shisha ketika bersama teman-teman.

"Shisha itu kadar nikotinnya 30 kali lipat dibanding rokok biasa, kemudian shisha itu (bahan kimia berbahayanya) ada di dalam air," ujarnya.

Dari kasus yang biasa ditemui di rumah sakit, rata-rata jaringan pada paru-parunya mati.

Itulah faktor-faktor risiko penyebab kanker paru pada kelompok usia muda

Jika kebiasaan tersebut masih sering dilakukan, lebih baik rutin lakukan skrining agar kanker paru bisa terdeteksi lebih dini dan memperbesar keberhasilan pengobatannya. (*)

 Baca Juga: Kasus Kanker Paru Tinggi Setiap Tahun, 3 Kelompok Ini Disarankan Rutin Skrining