Find Us On Social Media :

Terkena Mycoplasma Pneumoniae Apakah Pengobatan Bisa Menggunakan BPJS?

Sakit terkena mycoplasma pneumonia ditanggung BPJS.

GridHEALTH.id - Sejak paruh kedua Oktober 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi peningkatan angka kejadian penyakit pernapasan pada populasi anak-anak di utara China.Pada konferensi pers tanggal 13 November 2023, Komisi Kesehatan Nasional China secara resmi melaporkan peningkatan insiden penyakit pernapasan di seluruh negeri, terutama terfokus pada anak-anak.Peningkatan ini diduga disebabkan oleh peningkatan serangan Mycoplasma pneumoniae pada anak-anak, yang terjadi lebih sering daripada pada orang dewasa.

Di Indonesia telah ditemukan kasus serupa. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat adanya enam kasus pneumonia pada anak yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae.Enam kasus tersebut terdeteksi pada anak-anak usia pra-sekolah dan sekolah, yaitu dalam rentang usia 3-12 tahun.Maxi Rein Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P), menyatakan bahwa dari enam kasus tersebut, hanya tiga yang memerlukan perawatan inap, sedangkan sisanya dapat menjalani perawatan rawat jalan.

Meskipun demikian, tingkat keparahan dan tingkat kematian akibat infeksi bakteri Mycoplasma pneumoniae lebih rendah daripada tingkat keparahan dan kematian yang disebabkan oleh COVID-19.

“Apabila dibandingkan dengan COVID-19, tingkat keparahan maupun mortalitas (kematian) akibat Mycoplasma pneumoniae cenderung lebih rendah hanya 0,5 sampai 2 persen, itu pun pada mereka dengan komorbiditas,” kata dr. Nastiti Kaswandani, dokter Spesialis Anak di RS Cipto Mangunkusumo dikutip dari rilis Kemenkes.

Oleh karena itu, istilah "walking pneumonia" sering digunakan untuk merujuk pada pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma. Istilah ini dipilih karena gejalanya cenderung ringan, memungkinkan pasien untuk mendapatkan perawatan rawat jalan tanpa perlu dirawat inap di rumah sakit.

Pengobatan dan Apakah Ditanggung BPJS

Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan Prof. Erlina Burhan menyebut bahwa pneumonia akibat bakteri mycoplasma sebenarnya bukanlah penyakit baru. Bakteri penyebab peradangan akut pada paru ini telah ditemukan dari lama, bahkan sejak periode 1930-an.

Baca Juga: Cara Mencegah Penularan Pneumonia pada Anak, Langkah-langkah Penting untuk Kesehatan Si Kecil

Masyarakat tidak perlu panik karena penyakit ini sudah lama ditemukan di Indonesia.Prof Erlina mengatakan yang terpenting saat ini adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Menurutnya, hal tersebut adalah kunci utama pencegahan penyakit ini.Prof Erlina mengatakan karena bukan penyakit baru, pengobatan untuk Mycoplasma pneumoniae tidak susah dicari karena dapat ditemukan di Puskesmas dan dapat diperoleh menggunakan BPJS.Selain itu, menurut Prof Erlina, masyarakat juga perlu mengikuti prosedur kesehatan seperti yang direkomendasikan WHO dan Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) untuk menurunkan risiko penyakit pernapasan.

Baca Juga: Kemenkes Dapati 6 Kasus Pneumonia Mycoplasma, Paling Muda Usia 3 Tahun