Selanjutnya adalah tulang rawan fibrosa yang sifatnya kurang lentur. Terdapat pada ruas-ruas tulang belakang, lutut, tendon (ujung otot yang melekat pada tulang), dan ligamen.
2. Tulang keras (tulang sejati)
Tulang keras terbentuk dari kartilago. Jenis tulang ini tersusun dari jaringan tulang keras, yang terdiri dari sel-sel tulang yang membentuk lingkaran.
Di tengah-tengah sel tulang, terdapat saluran Havers. Di dalamnya, terdapat pembuluh kapiler yang berfungsi mengangkut sari makanan dan oksigen pada sel tulang.
Pada tulang keras terkandung banyak zat kapur (kalsium) dan sedikit mengandung zat perekat.
Matriks akan mengeluarkan zat kapur dan fosfor yang menyebabkan tulang menjadi keras.
Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau osifikasi. Jenis osifikasi adalah desmal dan kondral.
Kondral meliputi perikondral dan enkondral. Desmal merupakan penulangan pada tulang keras, sementara kondral adalah penulangan pada tulang rawan.
Sel-sel pada tulang keras yang telah mati akan membentuk rongga bekas sel tulang yang disebut lakuna.
Setiap lakuna dapat berhubungan satu sama lain melalui saluran-saluran kecil yang disebut kanalikuli.
Berbeda dari tulang rawan yang hanya ada pada bagian tertentu, tulang keras berada di seluruh anggota gerak.
Lapisan luarnya keras, tulang kompak, dan mengelilingi rongga yang disebut sumsum.
Jadi, tulang tidak rapat, tetapi berongga di tengahnya. Hal inilah yang membuat tubuh mudah digerakkan. (*)
Baca Juga: 5 Masalah Kesehatan Jantung yang Umum Terjadi, Salah Satunya Berkembang Sejak Bayi