GridHEALTH.id - Pada awal April 2024, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengumumkan bahwa seorang individu di Texas telah terkonfirmasi positif mengidap flu burung.
Gejala yang diamati pada individu tersebut hanya meliputi konjungtivitis, yaitu kemerahan pada mata.
Meskipun demikian, orang tersebut diduga terkena flu burung setelah terpapar sapi yang diduga terinfeksi HPAI atau Highly pathogenic Avian Influenza (HPAI) H5N1.
Flu burung yang secara klinis dikenal sebagai influenza A (H5N1) adalah variasi dari virus flu yang menyebar terutama di antara burung dan unggas dan dapat sangat menular dan bahkan fatal di antara burung.
Virus ini juga dapat menyebar ke hewan lain jika mereka memakan burung yang terinfeksi atau minum air yang terkontaminasi oleh kotoran burung yang terinfeksi.
Virus terus bermutasi, dan semakin mereka menyebar, semakin mereka bermutasi.
Keluarga varian terbaru mungkin sangat terampil dalam menginfeksi hewan lain, termasuk sapi yang baru-baru ini terjadi di Texas, AS.
Kejadian di Texas menjadi kasus kedua terdokumentasi terkait flu burung pada manusia di Amerika Serikat sejak tahun 2022.
Sehingga, ini memicu kekhawatiran akan potensi wabah atau bahkan pandemi.
CDC menyatakan bahwa hewan, termasuk susu dan daging dari sapi perah yang akan dikonsumsi manusia, umumnya diduga tertular virus dengan memakan burung yang terinfeksi atau terkena kotorannya.
Adanya kasus flu burung pada sapi di AS meningkatkan kewaspadaan pemerintah karena potensi kontaminasi bisa terjadi pada pasokan daging dan susu, penularan ke mamalia lain, dan risiko penularan ke manusia.
Baca Juga: Khawatir Wabah Flu Burung, Perlukah Takut Makan Telur dan Daging Ayam?
Meskipun bukti saat ini tidak menunjukkan risiko pandemi yang tinggi, para ahli menekankan perlunya penyelidikan terhadap penyebarannya di antara sapi, dan potensi mutasinya.
Sapi perah yang terinfeksi flu burung baru-baru ini terdeteksi memiliki jumlah virus yang tinggi dalam susunya, menurut tes yang dilakukan oleh Laboratorium Diagnostik Hewan di Iowa State University (ISU).
Penyebaran virus terjadi pada kawanan sapi disebabkan oleh perpindahan sapi dari kelompok terinfeksi ke kelompok yang sebelumnya tidak terkena dampak.
FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Amerika Serikat mengumumkan minggu lalu bahwa fragmen virus telah terdeteksi dalam pasokan susu komersial, meskipun susu dari sapi sakit dilarang untuk didistribusikan.
Pasteurisasi yaitu proses pemanasan susu untuk membunuh patogen dapat menginaktifkan virus tersebut.
Lebih lanjut lagi, pengujian susu, keju cottage, dan krim asam tidak mendeteksi adanya virus hidup dan menular menurut laporan FDA.
FDA secara tegas memperingatkan agar tidak minum susu mentah.
Walaupun demikian, Departemen Pertanian Amerika Serikat mengatakan pengujian daging sapi giling di negara-negara bagian di mana virus telah terdeteksi tidak menunjukkan bukti adanya virus.
Baca Juga: Sempat Viral Kasus Flu Burung Mendunia, Bagaimana Cara Mencegahnya?