GridHEALTH.id - Monkeypox atau lebih dikenal dengan nama cacar monyet, merupakan penyakit infeksi yang terjadi di kulit.
Ini merupakan penyakit yang banyak ditemukan di Afrika, tapi beberapa tahun lalu, juga dilaporkan di negara-negara luar benua tersebut.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), monkeypox dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada pengidapnya.
Mulai dari infeksi bakteri, gangguan pada otak (ensefalitis), jantung (miokarditis), atau paru-paru (pneumonia), dan masalah mata.
Dengan mengenali penyebab dan gejala monkeypox, risiko komplikasi serius tersebut dapat ditekan.
Penyebab Cacar Monyet
Dilansir dari Samtivej Hospitals, cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958 selama penelitian penyakit menular pada monyet.
Kasus pertama yang terjadi pada manusia, dilaporkan pada tahun 1970 di Republik Kongo.
Penyebab dari penyakit ini adalah Orthopoxvirus, yang termasuk dalam keluarga Poxviradae.
Dari Cleveland Clinic disebutkan, penularan dapat terjadi melalui kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi.
Penularan dari orang ke orang terjadi saat melakukan kontak dengan luka, koreng, tetesan pernapasan (droplet), atau cairan mulut orang yang terinfeksi.
Selain dari orang ke orang, penularan juga dilaporkan dapat terjadi dari hewan melalui cakaran atau gigitan, dan kontak langsung dengan cairan tubuh hingga lesi cacar.
Baca Juga: Waspada Cacar Monyet Tak Hanya Menular dari Kontak Seksual, Bisa Lewat Droplet
Gejala Cacar Monyet
Ada masa inkubasi setelah terpapar oleh virus sebelum gejalanya muncul, rata-rata 6-13 hari setelahnya. Gejala penyakit ini dapat dibagi menjadi 2 fase, yang meliputi:
Fase 1: 0-5 hari setelah paparan
1. Demam
2. Sakit kepala
3. Ruam dan terasa nyeri
4. Nyeri punggung
5. Kelelahan
6. Pembengkakan kelenjar getah bening
Pembengkakan kelenjar getah bening merupakan gejala yang membedakan cacar monyet dengan cacar air.
Fase 2: Ruam 1-3 hari setelah timbulnya demam
Ruam cenderung terbentuk di wajah dan lengan, tapi bisa juga terjadi di tangan, kaki, mulut, serta di dalam dan sekitar mata.
Awalnya berupa ruam merah dan gatal, namun berkembang menjadi bintil-bintil bening yang berubah menjadi kuning seiring waktu. Pada akhirnya akan mengering dan hilang.
Dalam kasus yang parah, pustula bisa menjadi cukup besar dan menghilangkan area kulit saat terkelupas. Meski semua gejala umumnya hilang tanpa pengobatan setelah 2-4 minggu. (*)
Baca Juga: Kini Tidak ada Lagi MonkeyPox, Menurut WHO adanya Mpox, Lebih Berbahaya?