Selain itu, tingkat stres oksidatif yang tinggi dan ketidakseimbangan hormon insulin juga berkontribusi terhadap rambut rontok.
6. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
PCOS adalah kondisi hormonal yang sering menyebabkan ketidakseimbangan hormon pada wanita.
Salah satu gejalanya adalah peningkatan kadar hormon androgen yang dapat menyebabkan rambut rontok pada pola kebotakan pria (androgenetic alopecia).
7. Psoriasis Kulit Kepala
Psoriasis adalah kondisi kulit autoimun yang menyebabkan produksi sel kulit yang cepat, menghasilkan penumpukan sel-sel mati yang membentuk sisik dan bercak merah yang gatal.
Jika psoriasis mempengaruhi kulit kepala, ini dapat menyebabkan rambut rontok sementara atau permanen karena kerusakan folikel.
8. Penyakit Kanker dan Perawatan Kemoterapi
Beberapa jenis kanker dan perawatan kemoterapi diketahui menyebabkan rambut rontok yang parah.
Kemoterapi menargetkan sel-sel yang tumbuh cepat, termasuk sel-sel folikel rambut, menyebabkan rambut rontok di seluruh tubuh.
Penanganan dan Pencegahan
- Nutrisi yang Seimbang: Pastikan asupan nutrisi yang mencukupi, terutama zat besi, vitamin D, dan protein, yang penting untuk kesehatan rambut.
- Perawatan Rambut yang Baik: Hindari penggunaan produk kimia keras dan alat penata rambut yang panas berlebihan.
- Manajemen Stres: Latihan relaksasi dan teknik manajemen stres dapat membantu mengurangi risiko kerontokan rambut akibat stres.
- Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi dan mengelola kondisi medis sejak dini.
Rambut rontok bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejalanya dan mencari bantuan medis yang diperlukan. Dengan penanganan yang tepat, banyak kasus rambut rontok dapat diatasi atau diminimalisir.
Baca Juga: Penyakit yang Ditandai dengan Rambut Rontok, Kenali Penyebab dan Gejala serta Pengobatannya