GridHEALTH.id – Bayi berusia 2 bulan 28 hari, berinisial MKA, meninggal dunia setelah menerima imunisasi di Puskesmas Sukakarya, Kota Sukabumi.
Imunisasi yang diberikan meliputi suntik BCG, tetes polio, suntik DPT, dan tetes rotavirus.
Dikutip dari Kompas.com, Wita Darmawati, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, menjelaskan bahwa vaksin yang diberikan kepada bayi MKA adalah suntikan BCG di lengan kanan, tetes polio, suntikan DPT di paha, dan tetes rotavirus.
Keempat vaksin ini diberikan sekaligus untuk mengejar imunisasi BCG yang terlewat.
Sekitar pukul 14.00 WIB di rumah, bayi MKA mulai menangis dengan suara yang semakin melemah dan menunjukkan tanda-tanda kejang. Ia segera dibawa ke IGD RS Assyifa dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 15.00 WIB.
Dalam rilis menanggapi kejadian tersebut, Kementerian Kesehatan RI mengatakan sudah menerima laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) ini. Menurut hasil investigasi Komite Daerah (Komda) KIPI Jawa Barat dan Pokja KIPI Kota Sukabumi, bayi MKA lahir dengan bantuan bidan dan sudah mendapatkan vitamin K serta vaksin hepatitis B.
Namun, selama hampir 3 bulan, bayi ini tidak pernah dibawa ke Puskesmas hingga usia 2 bulan 28 hari.
“Audit KIPI telah dilakukan bersama Komda KIPI Jawa Barat dan Komnas KIPI. Hasil audit berdasarkan informasi yang ada adalah belum dapat dinyatakan penyebab kematian, apakah ada hubungan dengan imunisasi, rekomendasinya adalah dilakukan autopsi,” ujar Prof Hindra Satari, Ketua Komnas KIPI.
“Ketua Komda dan Ketua Komnas KIPI sudah menjelaskan secara langsung kepada keluarga almarhum.” ujar Prof. Kusnandi Rusmil.
Pemberian imunisasi ganda, yaitu lebih dari satu jenis vaksin dalam satu kunjungan, diberikan untuk melengkapi status imunisasi bayi MKA.
Audit kausalitas oleh Komda KIPI Jawa Barat dan Komnas KIPI menyatakan bahwa penyebab kematian belum dapat dipastikan terkait dengan imunisasi. Rekomendasi autopsi tidak disetujui oleh keluarga almarhum.
Baca Juga: Pekan Imunisasi Nasional Polio, Respons Pemerintah Terhadap Kasus Polio di Indonesia
Dalam rilis juga disebutkan bahwa keluarga almarhum bayi MKA menolak autopsi dan mencabut tuntutan kepada polisi dan kuasa hukum, menyatakan menerima kematian anak mereka.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengambil sampel vaksin yang diberikan kepada bayi MKA untuk uji kualitas. Hasil uji ini akan menentukan apakah ada masalah pada kualitas vaksin.
Prima Yosephine, Direktur Pengelolaan Imunisasi, menegaskan bahwa imunisasi ganda direkomendasikan oleh Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Vaksinasi ganda aman dan efektif sesuai jadwal imunisasi nasional serta rekomendasi WHO.
“Pemberian imunisasi kombinasi (lebih dari satu antigen atau satu jenis vaksin) sama aman dan efektifnya dengan imunisasi tunggal,” terang Prima.
“Mendapatkan beberapa vaksin atau kombinasi vaksin dalam satu kunjungan penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit sedini mungkin. Hal ini juga memudahkan untuk menyelesaikan dosis yang dianjurkan tepat waktu.”
Imunisasi kombinasi, meskipun dapat menyebabkan demam sementara, tidak membebani sistem kekebalan tubuh dan tidak menimbulkan masalah kesehatan kronis.
Dalam rilis Kemenkes dikatakan bahwa vaksin yang diberikan dalam kombinasi terbukti efektif dan aman, baik secara tunggal maupun bersamaan.
Baca Juga: Lebih dari 2,8 Juta Anak Indonesia Belum Dapat Imunisasi, Rumor Negatif Imunisasi Jadi Penyebab