GridHealth.id - Pradiabetes adalah kondisi di mana kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari normal tetapi belum mencapai tingkat yang dapat dikategorikan sebagai diabetes tipe 2.
Kondisi ini sering kali menjadi peringatan awal bahwa seseorang berisiko tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2 jika tidak mengambil tindakan untuk mengelola kesehatan mereka.
Artikel ini akan membahas siapa saja yang berisiko mengalami pradiabetes serta gejala-gejalanya yang perlu diwaspadai.
Siapa yang Berisiko Mengalami Pradiabetes?
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami pradiabetes, termasuk faktor genetik, gaya hidup, dan kondisi kesehatan tertentu.
Berikut adalah kelompok orang yang berisiko lebih tinggi:
1. Riwayat Keluarga dengan Diabetes:
Jika Anda memiliki anggota keluarga, terutama orang tua atau saudara kandung, yang menderita diabetes tipe 2, risiko Anda untuk mengalami pradiabetes juga meningkat.
2. Usia di Atas 45 Tahun:
Risiko pradiabetes meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 45 tahun.
Seiring bertambahnya usia, metabolisme tubuh melambat, dan sensitivitas insulin dapat menurun.
3. Kelebihan Berat Badan atau Obesitas:
Berat badan yang berlebih, terutama di area perut, meningkatkan risiko pradiabetes karena lemak perut dapat memengaruhi cara tubuh menggunakan insulin.
4. Gaya Hidup Sedentari:
Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko pradiabetes.
Olahraga membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai energi, dan kekurangan aktivitas fisik dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah.
5. Tekanan Darah Tinggi:
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat berhubungan dengan resistensi insulin, yang meningkatkan risiko pradiabetes.
6. Kolesterol dan Trigliserida Tinggi:
Kadar kolesterol LDL (kolesterol "jahat") yang tinggi, trigliserida yang tinggi, dan HDL (kolesterol "baik") yang rendah dapat meningkatkan risiko pradiabetes.
7. Syndrom Ovarium Polikistik (PCOS):
Wanita dengan PCOS, yang ditandai oleh menstruasi tidak teratur dan kadar hormon tertentu yang tinggi, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami pradiabetes.
8. Gestational Diabetes:
Wanita yang mengalami diabetes gestasional selama kehamilan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan pradiabetes di kemudian hari.
9. Tidur yang Terganggu:
Gangguan tidur, seperti sleep apnea, dapat memengaruhi regulasi insulin dan meningkatkan risiko pradiabetes.
Gejala Pradiabetes
Pradiabetes sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas, sehingga banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalaminya hingga mereka melakukan tes darah.
Namun, ada beberapa tanda yang bisa menjadi indikasi awal:
1. Mengalami Kelelahan Ekstrem:
Meskipun tubuh memproduksi insulin, glukosa mungkin tidak digunakan secara efisien untuk energi, sehingga Anda mungkin merasa lelah tanpa alasan yang jelas.
2. Sering Haus dan Buang Air Kecil:
Kadar gula darah yang tinggi dapat menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan glukosa melalui urine, menyebabkan rasa haus yang meningkat dan frekuensi buang air kecil yang lebih sering.
3. Penglihatan Kabur:
Kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi kemampuan mata untuk fokus, sehingga menyebabkan penglihatan menjadi kabur.
4. Luka atau Infeksi yang Lama Sembuh:
Gula darah yang tinggi dapat mengganggu sirkulasi darah dan memperlambat proses penyembuhan luka atau infeksi.
Baca Juga: Angka Kasus Diabetes Anak Meningkat 70 Persen, Apa Saja Pengaruhnya pada Tumbuh Kembang Si Kecil?
5. Mengalami Bintik-bintik Gelap pada Kulit:
Kondisi yang disebut acanthosis nigricans, di mana kulit menjadi gelap dan menebal di lipatan tubuh seperti leher, ketiak, dan selangkangan, bisa menjadi tanda resistensi insulin yang merupakan ciri pradiabetes.
Pencegahan dan Penanganan Pradiabetes
Meskipun pradiabetes adalah kondisi yang serius, perubahan gaya hidup dapat membantu mencegah perkembangan menjadi diabetes tipe 2.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Menjaga Berat Badan Ideal:
Penurunan berat badan sebesar 5-7% dari berat badan total dapat mengurangi risiko pradiabetes berkembang menjadi diabetes tipe 2.
2. Mengadopsi Diet Sehat:
Mengonsumsi makanan kaya serat, sayuran, buah-buahan, biji-bijian, serta menghindari makanan tinggi gula dan lemak jenuh dapat membantu mengontrol kadar gula darah.
3. Olahraga Teratur:
Berolahraga setidaknya 30 menit per hari, seperti berjalan cepat, berenang, atau bersepeda, dapat membantu tubuh menggunakan glukosa secara lebih efisien.
4. Mengelola Stres:
Stres kronis dapat memengaruhi kadar gula darah, jadi penting untuk mengelola stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam.
5. Memantau Kesehatan Secara Teratur:
Melakukan tes gula darah secara rutin dan berkonsultasi dengan dokter untuk memantau kondisi pradiabetes sangat penting dalam mencegah perkembangannya.
Kesimpulan
Pradiabetes adalah kondisi yang perlu diperhatikan karena bisa menjadi peringatan awal sebelum berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Memahami faktor risiko dan gejala pradiabetes sangat penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Dengan gaya hidup sehat dan pengelolaan yang baik, pradiabetes dapat dikendalikan, dan risiko berkembang menjadi diabetes tipe 2 dapat diminimalkan.
Jika Anda merasa memiliki risiko atau gejala pradiabetes, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca Juga: Angka Diabetes pada Remaja Meroket, Ini Berbagai Penyebabnya