Find Us On Social Media :

Varian COVID-19 Terbaru Ditemukan Menyebar di Sejumlah Negara, Apa Gejalanya?

Varian COVID-19 XEC menyebar dengan cepat di beberapa negara

GridHEALTH.id – Varian COVID-19 yang terbaru kembali muncul. Varian Covid-19 XEC menyebar dengan cepat di beberapa negara seperti Denmark, Jerman, dan Belanda selama musim panas.

Mengutip dari Tribunnews, varian COVID-19 sekarang telah dilaporkan di New York, California, dan beberapa negara bagian AS lainnya.

Namun, para ahli mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan hal itu menyebabkan gejala baru atau penyakit yang lebih parah.

Para ahli mengatakan vaksin COVID-19 yang diperbarui seharusnya tetap menawarkan perlindungan yang kuat terhadap rawat inap, penyakit parah, dan kematian.

Di sisi lain, para ahli penyakit menular Amerika kini tengah melacak varian COVID-19 baru yang disebut XEC, dan telah menimbulkan gelombang di Eropa dan sudah menyebar di Amerika Serikat. 

Varian baru ini menjadi berita utama, karena banyak ahli berspekulasi bahwa varian ini bisa menjadi varian dominan berikutnya di Amerika Serikat selama beberapa bulan mendatang.

"Varian tersebut menyebar dengan cepat di Jerman, Denmark, dan Belanda selama musim panas, dan kini telah ada kasus XEC yang dilaporkan di AS," kata Thomas Russo, MD, profesor dan kepala penyakit menular di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Biomedis Universitas di Buffalo Jacobs dilansir, Senin (23/9/2024). 

Namun, XEC belum ditampilkan dalam data pengawasan varian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), yang mungkin karena AS belum melihat cukup banyak kasusnya.

“Jika jumlahnya kurang dari 1 persen [kasus], maka tidak akan masuk dalam bagan pengawasan CDC,” tambah Russo.

Meskipun para ahli penyakit menular secara dini memperingatkan orang-orang tentang XEC, secara umum, kekhawatiran masih relatif rendah.

XEC adalah varian Omicron lainnya—lebih spesifiknya, varian ini terkait dengan KP.3.3, yang merupakan turunan dari varian “FLiRT” yang memicu lonjakan kasus selama musim panas. Setelah lonjakan musim panas ini , masih belum jelas bagaimana XEC dapat membentuk musim virus pernapasan mendatang di AS.

Baca Juga: Benarkah Vaksin COVID-19 Bisa Akibatkan Penyakit Mpox? Simak Faktanya