GridHEALTH.id - Setiap anggota keluarga tentunya pernah merasakan demam.
Demam sebetulnya bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit.
Untuk mengatasi demam salah satu caranya adalah dengan obat.
Obat untuk demam banyak dijual bebas, 2 di antara jenis obat demam yang cukup dikenal ialah parasetamol dan ibuprofen.
Sebaiknya pakai yang mana ya?
Baca Juga : Obat Kuat Bercinta, Banyak Disekitar Kita Tapi Belum Banyak yang Tahu
Sebelum masuk ke obat-obatan, Moms baiknya memahami dulu apa itu panas tubuh.
Demam ialah suatu kondisi ketidakseimbangan suhu yang diatur hipotalamus.
Nah, saat seseorang mengalami demam, “Antara parasetamol dan ibuprofen, rekomendasi pemakaiannya berbeda-beda. Tidak bisa juga membandingkan mana yang lebih baik di antara keduanya,” ungkap dr. Diana Wijaya, Sp.FK, Ketua Komite Farmasi dan Terapi (KFT) di RS Medika Wacana saat diwawancara secara eksklusif oleh Nakita.id di Jakarta, ditulis Desember 2018.
Baca Juga : Mata Jendela Hati Juga Deteksi Penyakit Seseorang, Ini Cara Melihatnya
Namun, farmakolog yang juga menjadi dosen Fakultas Kedokteran di UKRIDA tersebut lebih menyarankan parasetamol untuk pemakaian secara umum.
“Parasetamol dianggap lebih aman karena efek sampingnya yang lebih minim,” ujarnya kembali.
Kandungan parasetamol dominan zat antipiretik, yang fungsinya untuk menurunkan panas tubuh.
Selain itu parasetamol memiliki kandungan analgesik sebagai pereda nyeri.
Di sisi lain ibuprofen memiliki kandungan antipiretik, anti inflamasi untuk pembengkakan, namun dominan analgesik.
Baca Juga : Siapa Sangka, Menyusui Mengurangi Resiko Alzheimer di Kalangan Wanita
Secara farmakologi, obat-obat jenis ibuprofen banyak berikatan dengan lemak, protein, dan dinilai lebih keras dibandingkan parasetamol.
Hal itulah yang membuat obat tersebut kurang direkomendasikan untuk pemakaian secara umum/bebas.
Penting diketahui, ada beberapa penyakit yang kondisinya bisa menjadi lebih parah bila diberikan ibuprofen.
“Misalnya saja pada kasus demam karena virus, seperti cacar dan campak. Bisa lebih buruk lo, kalau pakai ibuprofen,” ujar dokter Diana.
Untuk ibuprofen, pemakaiannya disarankan pada demam yang membutuhkan zat analgesik yang lebih tinggi.
Misalnya saja bila merasakan panas tinggi disertai nyeri selama berhari-hari, memang lebih cocok menggunakan ibuprofen.
Baca Juga : Ini Dia, 5 Latihan Sederhana Bakal Bikin Langsing Dalam Satu Bulan!
Adapun dosis pemberian obat demam, setiap 4-6 jam atau sebanyak 3 kali sehari.
Ini berlaku untuk obat parasetamol maupun ibuprofen.
Untuk efek samping, bila pemakaiannya berlebihan tentunya memiliki efek yang sama yakni biasanya pada organ hati.
“Penggunaan ibuprofen memang lebih tidak disarankan karena bisa mengiritasi saluran cerna, sehingga kebanyakan dokter lebih merekomendasikan parasetamol. Namun, ada juga yang mengombinasikan keduanya,” ujar dokter Diana.
Khusus bagi obat dengan komposisi kombinasi, tidak dianjurkan untuk diberikan pada penderita demam akibat virus maupun seseorang yang terkena gizi buruk.
Ingat, obat demam bukanlah obat penyembut penyakit, namun memang hanya bekerja sebagai penurun gejala.
Baca Juga : Alami Kista Hormonal, Caca Tengker Lakukan Bayi Tabung Demi Punya Anak
Oleh karena itu, sebelum menggunakan kedua obat tersebut ada baiknya untuk lebih teliti lagi terkait penyebab demam yang terjadi pada anak juga pada diri Moms sendiri.
Hal itu agar efektivitas penggunaan obat bisa dirasakan dan gejala tidak kembali timbul.(*)