Find Us On Social Media :

Endometriosis Penyakit Wanita, Gejalanya Bisa Sakit di Anus Saat BAB

Kenali Endometriosis, Penyakit Yang Pernah Dialami Zaskia Sungkar dan Delia Septianti

GridHEALTH.idEndometriosis adalah suatu keadaan (penyakit) ketika jaringan endometrium terdapat di luar rongga rahim.

Endometrium sebenarnya adalah selaput yang melapisi bagian dalam uterus (rahim) yang berperan penting dalam siklus haid.

Nah, jaringan endometrium bisa tumbuh di sekitar indung telur (ovarium), saluran telur (tuba falopii), bahkan bisa juga tumbuh jauh di luar rahim, misalnya di paru-paru.

Baca Juga : Fakta, Tidur Setelah Makan Ternyata Tidak Akan Membuat Gemuk

Penyebab

Hingga saat ini ilmu kedokteran belum bisa memastikan penyebab endometriosis.

Sebagian ahli berpendapat, itu terjadi karena faktor lingkungan.

Seperti, lingkungan yang tercemar asap kendaraan bermotor dan pembakaran limbah plastik.

Sementara ahli lain menduga, endometriosis muncul karena alergi terhadap hormon-hormon seks.

Sedangkan penelitian terkini menunjukkan adanya kaitan endometriosis dengan teori genetik.

Tapi cacat genetik dalam kasus endometriosis tidak dominan. Berbeda dengan kasus diabetes, misalnya, dimana orangtua penderita diabetes akan menurunkan diabetes pada salah satu anaknya.

Baca Juga : Kenali Jenis Penyakit Kuning Pada Bayi, Waspada Kerusakan Otak

Gejala

Bisa berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit ketika duduk, sakit di anus ketika buang air besar, bibir vagina terasa tebal.

Gejala yang paling klasik adalah nyeri pada masa haid (timbul rasa nyeri yang konstan pada bagian bawah perut dan dalam vagina).

Rasa sakit ini umumnya dimulai 1-2 hari sebelum haid dan bisa bertahan selama 2-3 hari.

Adakalanya penderita merasakan nyeri pada waktu berhubungan seks.

Hal ini terjadi biasanya karena endometrium berada di belakang rahim dan menimbulkan perlekatan, sehingga melahirkan nyeri saat tertekan.

Pada kasus endometriosis berat, keluhannya bisa berupa haid yang tidak teratur, haid dalam jumlah banyak atau sebaliknya, dalam jumlah sedikit.

Baca Juga : Dianggap Bikin Rematik, Inilah 7 Manfaat Mandi Air Dingin Di Pagi Hari

Tetapi banyak juga kasus endometriosis berlangsung tanpa gejala.

Tindakan medis

Untuk mengetahui gejala klinis tersebut endometriosis atau bukan, dokter akan melakukan pemeriksaan laparoskopi.

Pemeriksaan dilakukan dengan alat teropong/kamera kecil yang dimasukkan ke dalam rongga perut melalui lubang yang dibuat pada dinding perut.

Dengan alat ini, dokter bisa melihat langsung jaringan endometrium yang berada di luar rahim.

Bisa juga secara tidak langsung dengan menggunakan alat USG atau CT-Scan.

Dua-duanya bertujuan sama, untuk mengetahui keadaan dan letak endometriosis.

Untuk diketahui bersama, endometriosis dapat menyebabkan tersumbatnya tuba falopii.

Baca Juga : 7 Pria Alami Infeksi Mengerikan Usai Dipijat di Panti Pijat, Bakterinya Kebal Antibiotik!

Akibat selanjutnya, bisa menghambat jalannya sel telur, sehingga menyulitkan terjadinya pembuahan.

Sebaliknya bila penderita endometriosis segera hamil, gejalanya bisa berkurang.

Tak heran jika banyak dokter menganjurkan perempuan yang telah menikah untuk segera hamil.

Perlu diingat, endometriosis bisa menyebabkan kehamilan di luar rahim.

Pengobatan

*Obat oral GnRh (Gonadothropin-releasing Hormone) diberikan untuk menekan hormon wanita agar tidak terjadi menstruasi sementara waktu.

Tujuannya menghentikan pertumbuhan endometrium yang liar.

Baca Juga : Sering Naik Ojek Online? Ini Bahayanya Sering Gonta-ganti Helm

Tapi pengobatan dengan cara ini cukup mahal. Sebagai pengganti bisa digunakan pil KB atau KB suntik.

Tapi pengobatan endometriosis dengan obat-obatan ini hanya cocok untuk keadaan endometriosis dalam tahap ringan.

*Bedah. Caranya bisa dengan; laparoskopi, pembedahan laser, bedah krio, dan elektrokauterisasi.