Find Us On Social Media :

Miom, Penyakit Wanita Turunan yang Bisa Mengakibatkan Keguguran

benarkah makan mi instan dan bakso bisa menyababkan miom?

GridHEALTH.id - Miom adalah tumor jinak yang dapat muncul di dalam atau di luar rahim ataupun pada otot dinding rahim.

Di rahim, miom dapat muncul lebih dari satu. Ukurannya beragam, dari sekecil kacang polong hingga sebesar buah anggur.

Sebagian besar kasus miom tidak berbahaya, tidak berhubungan dengan peningkatan risiko kanker, dan sangat jarang berubah menjadi kanker.

Baca Juga : Endometriosis Penyakit Wanita, Gejalanya Bisa Sakit di Anus Saat BAB

Karena bersemayam di rahim, miom satu “rumah” dengan janin.

Jadi, miom tidak bisa diutak-atik untuk diambil dari ibu yang tengah hamil.

Operasi pengangkatan miom hanya membuka peluang terjadinya keguguran.

Karenanya dokter akan membiarkan keberadaan miom. Barulah 3 bulan setelah persalinan, perkembangannya ditinjau kembali.

Jika memang makin besar akan dilakukan tindakan laparotomi (pengambilan miom melalui bedah perut).

Kalau tidak membesar, cukup ditindak dengan laparoskopi (tindakan tanpa pembedahan namun dengan alat teropong saja).

Miom membutuhkan penanganan segera jika menimbulkan nyeri panggul yang tajam.

Baca Juga : Fakta, Tidur Setelah Makan Ternyata Tidak Akan Membuat Gemuk

Walau demikian, umumnya miom tidak menyebabkan masalah dan jarang membutuhkan penanganan.

Penyebab

Penyebab terjadinya miom masih belum jelas diketahui, meski diduga dipengaruhi faktor turunan keluarga (keluarga inti ataupun keluarga satu nenek/buyut).

Pertumbuhan miom dikendalikan oleh faktor hormonal, terutama hormon estrogen.

Miom cenderung berkembang pada masa reproduksi, dan dapat bertambah besar dengan cepat selama kehamilan yang menghasilkan kadar estrogen tinggi.

Hormon progesteron juga dapat memengaruhi pertumbuhan miom.

Miom biasanya menyusut setelah menopause atau ketika kadar estrogen menurun.

Faktor-faktor lain yang juga berpengaruh adalah ketidakseimbangan emosi.

Baca Juga : Dianggap Bikin Rematik, Inilah 7 Manfaat Mandi Air Dingin Di Pagi Hari

Stres, daya tahan tubuh yang rendah, dan pola hidup tidak seimbang semua itu menyebabkan gangguan pada produksi hormon yang memungkinkan timbulnya miom.

Ukuran besar-kecilnya miom juga dipengaruhi oleh jumlah kalori pada tubuh.

Makin gemuk seseorang, makin banyak timbunan kalorinya, makin cepat besar miomnya.

Infeksi dan jamur di dalam rahim juga bisa menjadi perangsang pertumbuhan miom atau memungkinkan miom tumbuh kembali setelah diangkat.

Oleh karena itu, kebersihan alat kelamin, berat badan, dan keseimbangan emosi harus dijaga agar tidak merangsang pertumbuhan miom.

Baca Juga : Waspadai Flu Perut Pada Anak, Ini Alasannya Mengapa Menular

Gejala

Setengah dari wanita penderita miom tidak mempunyai gejala.

Bahkan, sebagian besar diketahui menderita miom pada saat pemeriksaan rutin panggul atau pada saat perawatan kehamilan.

Namun umumnya tanda-tanda klinis berikut bisa mengarah ke miom:

Nyeri di perut atau di pinggul, perut terasa penuh, nyeri sanggama, gejala anemia karena banyak kehilangan darah haid, sering berkemih (karena miom menekan kandung kemih), tekanan pada panggul, infertilitas atau keguguran, konstipasi (sembelit), nyeri haid, perdarahan haid yang tidak normal (lebih banyak atau lebih lama), haid tidak teratur.

Baca Juga : 7 Pria Alami Infeksi Mengerikan Usai Dipijat di Panti Pijat, Bakterinya Kebal Antibiotik!

Tindakan medis

Untuk penanganannya, jika miom tidak memiliki gejala, biasanya dokter akan menyarankan pendekatan wait and see.

Dengan pemeriksaan ulangan dilakukan secara rutin dan kadangkala membutuhkan pemeriksaan USG untuk melihat ukuran miom.

Jika terdapat gejala-gejala, dokter akan melakukan terapi obat atau bisa juga pembedahan, tergantung kasus.

Beberapa tahun belakangan ini telah dikembangkan teknik pembedahan yang lebih tidak invasif, misal histeroskopi dan laparoskopi untuk menghilangkan miom.

Ada juga teknik embolisasi miom rahim. Tindakan tanpa pembedahan ini dirancang untuk menyusutkan miom dengan memotong persediaan darah ke miom.

Baca Juga : Kaki Kram Saat Kehamilan ? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pada tindakan ini, dokter radiologis menggunakan gambar sinar-X untuk mengarahkan pipa tipis (kateter) ke miom.

Kemudian dokter memasukkan partikel kecil dari plastik atau gelatin melalui kateter untuk menyumbat aliran darah di dalam miom.

Tanpa persediaan darah, miom akan menyusut dan hilang setelah beberapa waktu.