Demikian juga dengan beras dan tepung terigu yang dikonsumsi setiap hari.
Agar bahan pangan di atas "kaya" gizi, maka ditambahilah zat gizi.
Untuk tepung, misalnya, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan tahun 2003, setiap tepung yang diproduksi, diimpor, atau diedarkan di Indonesia harus mengandung zat besi 60 ppm (Part Per Million), seng 30 ppm, vitamin B1 (thiamine) 2,5 ppm, vitamin B2 (riboflavin) 4 ppm, dan asam folat 2 ppm.
Baca Juga : Konsumsi Ramuan Bawang Putih Campur Madu, Ini Khasiat yang Akan Dirasakan dalam Tubuh!
Tak heran jika daftar komposisi gizi pada mi instan pun dilengkapi dengan deretan zat gizi.
Penambahan lima zat gizi pada tepung terigu hanya membutuhkan biaya kira-kira sekitar beberapa rupiah saja per bungkusnya.
Sebuah harga yang rendah di balik manfaatnya yang tinggi.
Demikian juga penambahan yodium sebesar 30 ppm pada garam sangatlah murah.
Untuk membuat garam beryodium tersebut, para produsen hanya perlu mencampurkan 30 g yodium ke dalam 1 ton garam.
Baca Juga : Beton, Biji Buah Nangka Bergizi Sehat dan Berkekuatan Mistis
Dengan yodium bubuk seberat 1 kg berarti dapat mencampur garam sebanyak kurang lebih 33 ton. Harga yodium dalam bentuk bubuk sekilonya hanya Rp200.000.
Karena tidak membuat harga makanan menjadi mahal, tidak ada alasan bagi produsen untuk tidak membubuhi zat fortifikan pada produk makanannya.