Find Us On Social Media :

Deteksi Kesehatan Bayi Dari Feses, Putih Keabu-abuan Masalah di Empedu

Mendeteksi kesehatan bayi dilakukan dari fesesnya

GridHEALTH.id - Dalam merawat bayi, kita tidak hanya harus memperhatikan kondisi fisiknya saja.

Perhatikan juga fesesnya alias kotorannya alias BAB -nya . Karena, papar dr Edward Surjono, Sp.A. Staff pengajar Fak. Kedokteran UNIKA ATma JAya, dan staff medis fungsional RS Grha Kedoya, BAB dan BAK dapat menggambarkan kondisi kesehatan si kecil.

Feses bayi bentuk, warna, dan polanya yang berbeda dengan orang dewasa, inilah yang kerap menimbulkan kecemasan. Supaya tidak cemas, perhatikan info di bawah ini:

Baca Juga : Ternyata Cara Mengenali Tanda Bayi Kedinginan Cukup Pegang Kakinya!

Bentuk feses bayi

* Bayi baru lahir bentuk fesesnya seperti aspal lembek. Ini adalah “oleh-oleh” yang dibawa bayi saat masih dalam kandungan.

Setelah beberapa minggu fesesnya berubah; bergumpal-gumpal seperti jeli, padat, berbiji (seeded) dan bisa juga berupa cairan.

* Feses bayi ASI eksklusif bisa seperti pasta/krem, berbiji (seeded), dan bisa juga seperti mencret/cair.

Jadi jika kita memberikan ASI eksklusif jangan khawatir jika BAB-nya cair. Sebab ini adalah hal normal.

* Jika mendapat susu non ASI, fesesnya sudah berbentuk, hampir mirip dengan orang dewasa; padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan bulat. Pokoknya variasinya banyak.

Baca Juga : Sering Hirup Asap Rokok dari Ayah dan Kakaknya Sendiri, Bayi Ini Meninggal

Nah, karena itupula bayi non ASI sering kali sembelit.

Jika mengalami ini hingga tiga hari lamanya, segera konsultasikan ke dokter.

Apalagi jika fesesnya tidak berbenatuk alias cair. Karena bisa jadi dia tidak cocok dengan susu yang diberikan. Untuk lebih jelasn baiknya dikonsultasikan ke dokter.

* Orangtua akan mengalami kesulitan mendeteksi kondisi bayi dari fesesnya mana kala susunya di campur, ASI dan non ASI.

Karena kita sulit mencari penyebab kenapa anaknya mencret.

Baca Juga : Alami Benjamin Button Disease, Bayi Ini Bikin Geger Ruang Operasi Pasca Kelahirannya

Frekuensi buang air besar (BAB)

Untuk hal ini, kita harus tahu jika setiap bayi memiliki frekuansi BAB yang berbeda-beda, juga bayi seiring bertambahnya usia frekuensi BAB-nya akan berubah.

Contoh; bulan pertama kehidupannya frekuensi BAB-nya bisa lebih dari 5 kali dalam sehari.

Hal ini tetap normal selama tidak ada keluhan, dan pertumbuhannya tetap bagus. 

Tapi bagi bayi ASI tak mengapa tidak BAB hingga seminggu lamanya. Hal ini normal adanya.

Sebab ASI yang dikonsumsi bayi akan dimanfaatkan semua oleh si kecil, sehingga tidak akan ada zat/ampas makanan (ASI) yang tak terpakai dan harus dikeluarkan.

Namun, orangtua harus waspada manakala si kecil yang mendapatkan ASI eksklusif frekuensi BAB-nya menjadi masalah; bayi mengeluh, atau ada penurunan pertumbuhan yang bisa dipantau dari menurunnya berat badan.

Baca Juga : Mengalami Kembar Air, Apa Maksudnya? Segera Hubungi Dokter

Untuk mencari tahu apa yang terjadi, dan menanganinya, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.

Warna feses bayi

Warna feses bayi macam-macam. Tapi tenang, kita tidak perlu takut dengan warna tersebut, sekalipun werna BAB-nya hitam atau merah.

Sebab warna BAB bayi bisa berubah sesuai dengan apa yang dikonsumsinya, matangnya saluran pencernaan, dan pengaruh bakteri normal yang ada di dalam pencernaannya.

Contoh; bayi mulai makanan padat, maka warna fesesnya sesuai dengan apa yang bayi makan, misal bayi mengonsumsi bayam, buncis, maka warna fesesnya akan hijau.

Bayi mengonsumsi wortel, labu, fesesnya bisa berwarna orange, juga kuning.

Berikut ini adalah makna atau indikasi dibalik warna feses bayi yang bisa orangtua pelajari:

Baca Juga : Orangtua Wajib Kenali 8 Tanda Potensi Membuat Anak Calon Psikopat!

Kuning (golden feces/feses normal)

Ini ciri khas bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Warna kuning terjadi karena proses pencernaan lemak dibantu oleh cairan empedu yang dibentuk di hati dan disimpan di dalam kandung empedu.

Cairan tersebut akan keluar manakala di dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan.

Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus.

Jika bayi mendapat susu non ASI atau di campur, warna fesesnya bisa kuning lebih gelap, atau kuning tua agak cokelat, cokelat tua, kuning kecokelatan atau cokelat kehijauan.

Hijau

Warna feses ini normal. Namun literatur menyebutkan warna feses hijau mengindikasikan ibu memberikan ASI-nya belum benar.

Baca Juga : Kosmetik Anti Aging Solusi Wanita Untuk Awet Muda, Tapi Pilih yang Aman

Sehingga yang terisap oleh bayi hanya foremilk saja, hindmilk-nya tidak (jadi tidak mendapatkan asupan gizi ASI komplit).

Jadi walau normal, alangkah baiknya jika feses bayi tidak terus menerus berwarna hijau.

Perlu diketahui, jika feses bayi berwarna hijau terus menerus, maka akan terbentuk gas yang terlalu banyak di dalam perut bayi, bayi jadinya kentut melulu, sehingga bayi merasa tak nyaman.

Merah

Warna merah pada feses, tidak perlu dirisaukan, karena sangat jarang berasal dari disentri amuba atau basiler.

Sebab makanan bayi belum banyak ragamnya dan belum makan makanan yang kotor.

Kalau karena adanya infeksi, biasanya bayi punya keluhan lain, seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan.

Baca Juga : Kelainan Tulang Kaki Anak, Bila Diketahui Sejak Dini Dapat Disembuhkan

Jika demikian adanya, segera bawa ke dokter untuk dilakukan observasi, apakah apakah warna merah tersebut disebabkan darah dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya.

Putih atau agak keabua-abuan

Untuk yang satu ini tak perlu cemas, tetap jika feses bayi yang baru lahir berwarna kuning pucat atau putih keabu-abuan orangtua perlu waspada, baik yang encer ataupun padat.

Warna putih menunjukkan gangguan yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu.