Find Us On Social Media :

Jari Kaki Ayah Dewi Perssik Harus Diamputasi Akibat Kencing Manis, Begini Cara Perawatan Penderita Diabetes!

Kaki ayah Dewi Perssik harus diamputasi akibat derita kencing manis

GridHEALTH.id - Beberapa waktu lalu di tengah perseteruannya dengan sang keponakan, Rosa Meldianti alias Meldi, Dewi Perssik sempat memberi kabar bahwa sang ayah sedang jatuh sakit.

Bahkan saat itu jari kaki sang ayah, Mochammad Aidil harus diamputasi karena penyakit yang dideritanya.

Dilansir dari kanal YouTube Cumi Cumi pada Rabu (23/1/2019) lalu, pedangdut yang kerap disapa Depe itu mengatakan ayahnya menderita penyakit komplikasi kencing manis dan ginjal.

Baca Juga : Kanker Otak Dapat Serang Siapa Saja yang Sering Konsumsi 10 Makanan Enak ini

"Aku ngobatin papi bukan hanya kencing manis, kalau kencing manis diobatin larinya ke ginjal, ginjalnya diobatin balik lagi, dia komplikasi," ujar Depe.

Walaupun sang ayah sudah menjaga pola makannya, Aidil tetap bisa jatuh sakit karena kelelahan dan pikiran.

"Karena memang satu, walaupun sudah jaga makan, kalau kecapekan, baik itu pikiran, pasti akan kambuh lagi," sambungnya.

Sehingga sekarang jari kaki sang ayah sudah diamputasi dan hanya tersisa sebagian saja.

"Itunya (bagian kaki) sudah tinggal setengah, jadi nggak boleh sampai diginiin (diambil lagi bagian kakinya), nanti takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan gitu," jelas Dewi menjelaskan kondisi ayahnya.

Kondisi seperti yang diderita oleh ayah Dewi Perssik ini bisa juga dialami oleh siapa saja.

Sebab, kencing manis atau diabetes tidak memandang usia, artinya bisa diderita oleh semua umur.

Kencing manis atau diabetes melitus (DM) merupakan suatu kumpulan gejala penyakit menahun, yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal.

Baca Juga : Tips dan Trik Turunkan Berat Badan Untuk yang Malas Bergerak

Berdasarkan data milik Kementerian Kesehatan yang diperoleh dari Sample Registration Survey 2014, menunjukkan diabetes menjadi penyebab kematian nomor 3 di Indonesia, dengan persentase sebesar 6,7%, setelah stroke (21,1%), dan penyakit jantung koroner (12,9%).

Biasanya seseorang yang menderita DM sering merasa haus, cepat lapar dan buang air kecil.

Bila 3 gejala diatas dirasakan, sangat mungkin sudah mengalami DM sejak 6 tahun yang lalu.

Untuk itu disarankan, jangan menunggu gejala muncul, barulah kita mulai melakukan pengecekan gula darah secara rutin.

Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko pengingkatan kadar gula darah, penderita harus melakukan beberapa hal di bawah ini, seperti yang disarankan Kementerian Kesehatan RI:

1. Periksa kadar glukosa darah dan konsultasikan ke Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama/FKTP (Puskesmas, Klinik Pratama), dan cek secara berkala ke Laboratorium Kesehatan

2. Ikuti penyuluhan DM di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu PTM) dan Pelayanan kesehatan (Puskesmas/ RS)

Baca Juga : Mengalami Kembar Air, Apa Maksudnya? Segera Hubungi Dokter

3. Makanlah makanan yang tidak menaikkan kadar glukosa darah.

4. Aktivitas/Latihan fisik secara teratur dan tepat untuk menurunkan kadar glukosa darah

5. Minum obat secara teratur sesuai petunjuk dokter.

Seorng penderita diabetes juga disarankan untuk diet tanpa nasi putih. Sebab, ada keterkaitan antara nasi putih dengan risiko terkena penyakit diabetes tipe 2.

Dalam sebuah penelitian lain menunjukkan bahwa risiko akan meningkat 10% pada orang yang setiap hari mengonsumsi nasi putih dalam porsi besar, seperti orang-orang Asia.

Penderita diabetes tipe 2 mengalami gangguan dalam memanfaatkan insulin atau tidak memproduksi insulin dalam jumlah cukup untuk menjaga kadar gula darah tetap normal.

 

Baca Juga : Orangtua Wajib Kenali 8 Tanda Potensi Membuat Anak Calon Psikopat!

Namun perlu diketahui, makna dari diet tanpa nasi bukan berarti sama sekali menghilangkan nasi dari menu.

Jadi, yang harus dilakukan adalah mengganti nasi putih dengan sumber karbohidrat lain, seperti nasi merah, misalnya. (*)