Sebagai langkah antisipasi, setiap kali habis digunakan, cucilah pipet dan rendam dalam air mendidih selama 10 menit, keringkan kemudian baru tutupkan kembali pada tempatnya.
Sementara keuntungan sepuit adalah takarannya yang jelas dan mudah digunakan.
Bila bayi menyukai minum obat dengan sepuit, jangan lupa meminta dokter membuatkan resep karena sepuit tidak bisa dibeli bebas.
Cara lain meminumkan obat pada bayi adalah dengan menggunakan botol dotnya.
Campur obat dengan air gula lalu masukkan ke dalam botol dot si kecil. Sebaiknya air jangan terlalu banyak, takarannya kira-kira cukup untuk melarutkan obat saja.
Baca Juga : Ratna Galih Hengkang Dari Sinetron Cinta Yang Hilang Setelah Tahu Sedang Hamil Anak Kembar Tak Identik
Misal, 1 bungkus puyer atau 1 sendok teh obat sirop dengan 5-10 cc air. Kocok atau aduk terlebih dahulu hingga tercampur merata sebelum diberikan kepada bayi.
4. Posisikan tegak.
Posisi terbaik saat bayi diberi obat adalah tegak (dengan posisi bayi duduk di pangkuan ibu). Pada posisi ini orangtua akan lebih mudah memasukkan obat sekaligus meminimalkan risiko tersedak pada bayi.
5. Masukkan obat lewat samping mulut.
Hindari meletakkan obat di tengah-tengah atau pada sumbu mulut karena kemungkinan besar akan masuk ke dalam saluran pernapasannya.
Alternatif terbaik dengan memasukkan obat di kantong pipi bagian dalam sebelah kanan atau kiri (dengan pipet/sendok takar).
Baca Juga : Lady Gaga Borong Grammy Awards 2019 Ditengah Penderitaan Sindrom Fibromyalgia, Ini Gejalanya
Tempat-tempat ini jauh lebih aman karena dipastikan obat tidak akan masuk ke jalan napas.
6. Berikan obat sebelum makan.
Bila bayi memiliki kecenderungan sering muntah, sebaiknya obat diberikan 1/2 jam sebelum makan.
Umumnya kondisi perut yang kosong tidak akan memicunya untuk muntah.
Sebaliknya, obat yang diberikan di saat bayi kekenyangan berpotensi merangsang bayi untuk memuntahkan makanan. Tak perlu khawatir, obat untuk bayi umumnya aman dimakan sebelum makan.