GridHEALTH.id - Paling cemas dan degdegan kalau anak menderita demam. Betul tidak? Yang terbayang adalah segera memberikan obat penurun demam.
Baca Juga : Cara Mengatasi Demam atau Panas Di malam Hari, Cepat Turunkan Panas
Obat untuk demam banyak dijual bebas, 2 di antara jenis obat demam yang cukup dikenal ialah parasetamol dan ibuprofen. Lalu sebaiknya pakai yang mana?
Sebelum masuk ke obat-obatan, ada baiknya memahami dulu apa itu panas tubuh. Demam ialah suatu kondisi ketidakseimbangan suhu yang diatur hipotalamus.
Nah, saat seseorang mengalami demam, “Antara parasetamol dan ibuprofen, rekomendasi pemakaiannya berbeda-beda. Tidak bisa juga membandingkan mana yang lebih baik di antara keduanya,” ungkap dr. Diana Wijaya, Sp.FK, Ketua Komite Farmasi dan Terapi (KFT) di RS Medika Wacana, seperti dikutip dari laman nakita.id.
Namun, farmakolog yang juga menjadi dosen Fakultas Kedokteran di UKRIDA tersebut lebih menyarankan parasetamol untuk pemakaian secara umum.
“Obat demam anak, parasetamol dianggap lebih aman karena efek sampingnya yang lebih minim,” ujarnya kembali.
Kandungan parasetamol dominan zat antipiretik, yang fungsinya untuk menurunkan panas tubuh. Selain itu parasetamol memiliki kandungan analgesik sebagai pereda nyeri.
Sementara, ibuprofen memiliki kandungan antipiretik, anti-inflamasi untuk pembengkakan, namun dominan analgesik.
Baca Juga : Tidur Nyenyak Tanpa Perlu Obat, 6 Cara Ini Dapat Mengatasi Insomnia!
Secara farmakologi, obat-obat jenis ibuprofen banyak berikatan dengan lemak, protein, dan dinilai lebih keras dibandingkan parasetamol.
Hal itulah yang membuat obat tersebut kurang direkomendasikan untuk pemakaian secara umum/bebas.
Penting diketahui, ada beberapa penyakit yang kondisinya bisa menjadi lebih parah bila diberikan ibuprofen.
Baca Juga : Obat Diabetes Bisa Picu Penyakit Kardiovaskular, Ini Penjelasannya
“Misalnya saja pada kasus demam karena virus, seperti cacar dan campak. Bisa lebih buruk kalau pakai ibuprofen,” ujar dokter Diana.
Untuk ibuprofen, pemakaiannya disarankan pada demam yang membutuhkan zat analgesik yang lebih tinggi.
Misalnya saja bila si anak merasakan panas tinggi disertai nyeri selama berhari-hari, memang lebih cocok menggunakan ibuprofen.
Adapun dosis pemberian obat demam, setiap 4-6 jam atau sebanyak 3 kali sehari. Ini berlaku untuk obat parasetamol maupun ibuprofen.
Untuk efek samping, bila pemakaiannya berlebihan tentunya memiliki efek yang sama yakni biasanya pada organ hati.
“Penggunaan ibuprofen memang lebih tidak disarankan karena bisa mengiritasi saluran cerna, sehingga kebanyakan dokter lebih merekomendasikan parasetamol. Namun, ada juga yang mengombinasikan keduanya,” ujar dokter Diana.
Baca Juga : Bayi Alami Spina Bifida Dikeluarkan dari Rahim, Dioperasi, Lalu Dimasukkan Lagi
Khusus bagi obat dengan komposisi kombinasi, tidak dianjurkan untuk diberikan pada penderita demam akibat virus maupun seseorang yang terkena gizi buruk.
Ingat, obat demam bukanlah obat penyembuh penyakit, namun memang hanya bekerja sebagai penurun gejala.
Oleh karena itu, sebelum menggunakan kedua obat tersebut ada baiknya untuk lebih teliti lagi terkait penyebab demam yang terjadi pada anak. Bila ragu, lebih baik tanyakan dokter.
Baca Juga : Wah, 12.000 Plasma Darah asal Cina Positif Terkena Virus HIV!
Hal itu agar efektivitas penggunaan obat bisa dirasakan dan gejala tidak kembali timbul. Yang penting lagi, tidak ada dampak negatif yang muncul setelah pemakaian obat.(*)