GridHEALTH.id - Baru-baru ini kembali viral video seorang pria nekat bunuh diri dengan cara terjun dari atas gedung salah satu pusat perbelanjaan di Lampung.
Nyatanya, video viral ini menuai berbagai kecaman karena memperlihatkan hal yang sepatutnya dicegah dan tidak boleh dilakukan.
Data dari WHO Preventing Suicide Global Imperative Report (2014), pda 2012 ada 9105 orang bunuh diri terdiri dari 5206 wanita dan 3900 pria.
Beberapa penlitian menyatakan bahwa melihat adegan atau video seseorang yang melakukan aksi bunuh diri malah membahayakan kesehatan bagi siapa saja yang melihat.
Hasil penelitian dari The University of Hong Kong, Hong Kong menyatakan bahwa kemungkinan melihat video viral seseorang melakukan bunuh diri dapat memunculkan ide untuk melakukannya.
Baca Juga : Alami Sakit Kepala dan 4 Hari Koma, Remaja Ini Tiba-Tiba Melahirkan
Hal ini disebut juga dengan efek wether effect dimana seseorang yang juga merasakan depresi akan cenderung terinspirasi oleh aksi membahayakan tersebut dan ingin melakukan bunuh diri.
Bagi seseorang yang tidak mengalami depresi melihat aksi bunuh diri seperti terjun dari atas gedung tinggi pasti akan merasakan sensasi ngeri atau menakutkan.
Namun berbeda pada penderita depresi, hal ini menjadi motivasi kuat untuk medapat perhatian dari sekitar untuk melakukan bunuh diri.
Baca Juga : Sakit Pinggang Pada Wanita Bisa Karena Kehamilan Juga Pramenopouse
Penelitian tersebut juga melihat efek dari tingginya tingkat kematian setiap selebriti di Hong Kong, Korea Selatan, dan Taiwan akibat bunuh diri yang mengakibatkan beberapa penggemarnya juga ingin melakukan hal serupa.
Dilansir dari berbagai hasil penelitian, pengaruh faktor sosial ekonomi dapat menyebabkan seseorang berkeinginan untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Melansir dari laman WebMD, beberapa akibat yang dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi dan ingin melakukan bunuh diri, yaitu karena adanya:
1. Sindrom serotonin
Serotonin adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh yang memungkinkan sel-sel otak dan sel-sel sistem saraf lainnya untuk berkomunikasi satu sama lain.
Baca Juga : Studi: Rutin Latihan Aerobik Kurangi Tingkat Depresi Pada Wanita
Serotonin yang terlalu sedikit di otak dianggap berperan dalam depresi.
Namun, terlalu banyak dapat menyebabkan aktivitas sel saraf yang berlebihan, menyebabkan kumpulan gejala yang berpotensi mematikan yang dikenal sebagai sindrom serotonin.
2. Masalah seksual
Jika seseorang mengalami depresi klinis dan juga mengalami masalah seksual, seperti disfungsi ereksi (DE) atau ketidakmampuan untuk mengalami orgasme, sering berdampingan dengan depresi.
3. Masalah tidur
Ketidakmampuan untuk tidur adalah salah satu tanda kunci dari depresi klinis yang dapat menyebabkan seseorang berniat untuk melakukan bunuh diri.
Baca Juga : Sering Mood Swing Saat PMS? Bisa Jadi Ini Penyebab Marshanda Bipolar
Tanda lain dari depresi klinis adalah kurang tidur atau terlalu banyak tidur.
Kurang tidur yang disebabkan oleh penyakit medis lain atau oleh masalah pribadi dapat membuat depresi menjadi lebih buruk.
Ketidakmampuan tidur yang berlangsung dalam waktu lama juga merupakan petunjuk penting bahwa seseorang mungkin mengalami depresi.
4. Penghentian penggunaan antidepresan
Antidepresan membantu memulihkan fungsi normal zat pengatur suasana hati di otak, yang disebut neurotransmiter, termasuk serotonin dan norepinefrin.
Beberapa ahli kesehatan mental berteori bahwa menghentikan antidepresan secara tiba-tiba tidak memberi waktu pada otak untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang cepat.(*)