Ternyata, ada protein yang disebut Syncytin-1 yang berpengaruh pada perkembangan plasenta.
Protein ini juga berperan dalam membantu embrio tumbuh di rahim.
Baca Juga : Kuning Telur Berkolesterol Tinggi? Ini Mitos Salah Tentang Telur
"Keguguran berulang mungkin terjadi karena embrio tidak bisa terbentuk pada tahap implantasi awal. Kadar Syncytin-1 cukup berperan," kata Harry Moore, peneliti dari University's Centre for Stem Cell Biology.
Moore menambahkan, aspek dalam perkembangan embrio ternyata bisa berpengaruh pada apa yang terjadi kemudian dalam perjalanan kehamilan.
Baca Juga : Ingin Si Kecil Jadi Anak Baik? Ajukan Pertanyaan Ini Setiap Hari Meski penelitian ini masih awal, para ahli yakin suatu saat bisa diciptakan tes darah untuk mengenali kehamilan yang berisiko keguguran dan keguguran berulang, atau tidak.
Dengan demikian, dokter bisa membantu pasien dengan melakukan tindakan pencegahan sebelum kehamilan terjadi. (*)