GridHEALTH.id- Banyak pertanyaan yang diajukan oleh para ibu yang biasanya menyetir mobil kemana-mana, yaitu bolehkah saatnya hamil, ibu hamil mengemudi mobil?
Jawabannya, boleh. Meski demikian, adanya perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan, membuat ibu hamil mengemudi mobil perlu ekstra hati-hati saat berkendara. Pun, beberapa ibu hamil, karena kondisi kehamilannya, tidak disarankan untuk mengemudi mobil.
Kedua hal inilah yang mesti jadi pertimbangan sebelum memutuskan untuk menyetir mobil.
Ibu hamil mengemudi mobil yang tidak disarankan adalah ibu memiliki kondisi kehamilan yang berisiko tinggi.
Contohnya, ari-arinya berada di bawah, mengidap diabetes, darah tinggi, ginjal, atau semua penyakit yang bersifat patologis. Selain itu, ibu yang sering mengalami keguguran pun tak dianjurkan untuk mengemudi.
Nah, bila ibu masuk ke dalam kategori di atas, seharusnya sejak minggu-minggu pertama kehamilan sudah tak lagi berada di balik kemudi.
Sedangkan kondisi hamil dengan ari-ari di bawah, kalau terjadi benturan sedikit saja, dikhawatirkan akan membuat trauma pada plasentanya.
Bagi ibu hamil mengemudi mobil yang tak ada kendala, kapan waktu yang aman untuk menyetir? Menurut ahli, waktu yang aman biasanya pada usia kehamilan 18-24 minggu.
Di bawah usia kehamilan itu, janin masih amat sensitif terhadap goncangan bila kandungan masih terlalu muda.
Saat hamil muda mengemudi mobil juga rawan kecelakaan. Bukan bermaksud menakut-nakuti, tapi memang begitulah faktanya.
Menurut sebuah penelitian dalam Canadian Medical Association Journal, ibu hamil menyetir mobil dianggap tidak aman.
Dari riset ahli yang melibatkan lebih dari 500 ribu ibu hamil di Ontario, Kanada, hasilnya amat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak? Sebanyak 42% wanita hamil, terutama hamil muda, mengalami kecelakaan lalu lintas yang serius.
Kata ahli, hal ini dikarenakan kondisi ibu hamil mengemudi mobil yang tak mendukung. Misalnya, mual-mual dan kelelahan. Meski terbilang remeh, kata profesor kedokteran di University of Toronto kedua hal inilah yang jadi pemicu kesalahan dalam menyetir.
Menurut studi di atas, risiko kecelakaan paling banyak terjadi saat usia kandungan di trimester satu. Pasalnya, di masa ini kondisi ibu memang sedang mengalami rasa mual, kelelahan, atau fase yang tidak nyaman dalam masa kehamilannya.
Sedangkan bila kehamilan sudah besar, biasanya ibu sudah malas mengemudi mobil karena perut sudah terlalu dekat dengan setir mobil dan safety belt biasanya sudah tak muat lagi.
Memang seharusnya hal ini dilakukan, daripada menyetir, lebih baik ibu hamil fokus pada persiapan menuju persalinan, terutama persiapan fisik.
Dikutip dari The American College of Obstetricians and Gynecologist ibu hamil mengemudi mobil, sebaiknya persiapkan hal-hal berikuti;
1. Konsultasi dengan dokter
Konsultasikan dulu dengan dokter kandungan sebelum ibu hamil mengemudi mobil. Mengingat setiap wanita hamil punya kondisi yang berbeda-beda. Patuhi segala hal yang dilarang atau disarankan.
Konsultasikan juga dengan dokter bila ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, misalnya merasa ada darah merembes dari vagina, apakah harus langsung ke rumah sakit terdekat, karena bisa jadi itu merupakan tanda-tanda tak beres pada janin, semisal awal keguguran.
2. Perhatikan usia kandungan
Selama kehamilan ibu hamil memasuki 2 (dua) fase rawan, yaitu pada awal kehamilan di trimester pertama dan juga pada trimester akhir menjelang persalinan.
Pada awal kehamilan, janin masih rentan, sangat sensitif terhadap guncangan. Waktu yang aman, biasanya pada kehamilan usia 18-24 minggu (trimester ke dua)
3. Gunakan sabuk pengaman
Bila digunakan secar benar, sabuk pengaman enggak akan mencederai janin. Caranya masukan lidah sabuk ke pengunci, lalu aturlah posisi sabuk yang melintasi dada dan paha.
Sabuk yang melintasi dada sebaiknya berada di antara payudara (tidak melintasi perut). Sedangkan yang melintasi paha harus berada di bawah perut.
4. Mundurkan kursi
Ketika posisi ibu dari setir semakin dekat, bahaya yang ditimbulkan saat terjadi kecelakaan akan semakin tinggi.
Maka itu, cobalah untuk memundurkan kursi meski hanya beberapa sentimeter. Jangan salah, jarak yang enggak seberapa ini bisa membuat perbedaan besar ketika terjadi tabrakan.
5. Selipkan bantal
Bagi ibu yang suka merasa pegal atau nyeri dibagian punggung, cobalah untuk menyelipkan bantal kecil agar posisi punggung jadi lebih nyaman.
6. Pertimbangkan jarak perjalanan
Kalau bisa, usahakan jangan lebih dari satu jam perjalanan. Ibu hamil mengemudi mobil sering merasa kebelet kencing. Pinggirkan mobil di tempat yang aman, rest area atau cari restoran.
7. Pintar pilih jalan
Hindari menyetir di waktu malam. Kondisi ibu hamil biasanya cepat lelah dan stamina cepat menurun selewat senja hari.
Pilihlah jalan yang tidak terlalu banyak lubang. Ini untuk menghindari guncangan yang membahayakan kehamilan.
8. Sediakan air minum dan camilan
Ibu hamil mudah sekali lapar. Daripada kelaparan, tidak ada salahnya menyiapkan makanan kecil yang mengenyangkan untuk “mengganjal” perut sejenak.
Sediakan juga kantung-kantung khusus untuk keperluan mendadak. Misalnya saat merasa mual dan ingin muntah.
9. Pilih kendaraan yang nyaman
Jangan pakai mobil yang rewel. Jika memungkinkan, gunakan mobil matic yang membuat kaki bisa lebih leluasa bergerak sehingga tidak cepat lelah.
Atur posisi duduk senyaman mungkin. Ibu hamil mengemudi mobil, biasanya perut yang makin besar membuat kita kurang nyaman duduk tegak. Jadi, posisikan sandaran kursi sedemikian rupa sehingga bisa mengemudi dengan leluasa.
10. Lakukan peregangan
Lakukan peregangan senderhana di dalam mobil setiap setengah hingga dua jam sekali. Pasalnya, duduk dalam jangka waktu yang lama bisa menimbulkan masalah bagi ibu. Misalnya, membuat kaki membengkak dan kram.
11. Sabar dan jaga emosi
Saat menyetir, tetap sabar, jangan cepat emosi, dan pandai-pandailah memilih jalan. Hindari jalan yang berlubang atau banyak gundukan. Dikhawatirkan akan membuat janin mengalami kontraksi yang membuat janin kelahiran prematur.
12. Cari parkir yang lapang
Carilah parkir yang memungkinkan pintu dibuka lebar, untuk memudahkan keluar masuk mobil.
13. Beri kabar
Tujuannya agar anggota keluarga bisa tahu kemana tujuan ibu hamil mengemudi mobil, dan bila terjadi sesuatu hal, pertolongan bisa segera cepat datang. (*)
Source | : | Tabloid Nakita,nakita.grid.id,The American College of Obstetricians and Gynecologist |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar