GridHEALTH.id - Jahe dikenal kaya nutrisi dan senyawa bioaktif yang efektif menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Jahe dianggap sebagai salah satu obat herbal paling sehat di dunia.
Baca Juga : Diet Jahe, Cara Mudah untuk Turunkan 2-4 Kilogram dalam Seminggu
Tanaman toga ini bermanfaat bagi penderita gangguan sistem pencernaan.
Jahe kaya akan enzim yang membantu mencerna dan menguraikan makanan serta membuang racun.
Karakteristik inilah yang membuat jahe menjadi obat paling kuat di dunia.
Meskipun banyak manfaatnya, ada beberapa kondisi dimana seseorang tidak diperbolehkan mengonsumsi jahe, yaitu;
Baca Juga : Selain Menghangatkan Jahe Dapat Membantu Menyembuhkan Diare Pada Anak
Perempuan hamil
Jahe dapat menyebabkan kontraksi dan persalinan prematur.
Ibu hamil tidak diperbolehkan mengonsumsi jahe terutama jika sudah masuk di trimester akhir kehamilan.
Selain itu, jahe juga mencegah penyerapan vitamin yang larut dalam lemak dan zat besi.
Meski berbahaya, akar jahe dipercaya dapat mencegah mual di pagi hari saat kehamilan atau morning sickness.
Baca Juga : 8 Penyakit Bisa Diatasi Jahe Kering, Cara Membuat Minuman Jahe Enak
Ada baiknya ibu hamil berkonsultasi dulu dengan dokter perihal boleh tidaknya mengonsumsi jahe.
Orang dengan tubuh kurus
Khusus untuk orang yang kekurangan berat badan, sebaiknya menghindari konsumsi jahe.
Jahe meningkatkan pH lambung dan menstimulasi enzim pencernaan.
jahe akan memicu pembakaran lemak dan mengurangi napsu makan.
Jadi jika Moms memiliki indeks massa tubuh rendah (BMI), Moms harus menghindari konsumsi jahe, karena dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius seperti rambut rontok, gangguan menstruasi dan banyak lagi.
Baca Juga : Terkenal Untuk Detok, Ini Manfaat Jahe yang Belum Banyak Diketahui
Orang-orang yang mengonsumsi jenis obat tertentu
Jika Moms menggunakan obat untuk tekanan darah tinggi atau diabetes, sebaiknya Moms menghindari konsumsi jahe.
Antikoagulan, beta-blocker atau obat insulin bisa sangat berbahaya bila dicampur dengan jahe.
Alasan utama untuk bahaya ini adalah bahwa jahe dapat menurunkan tekanan darah dan menstimulasi penipisan darah yang dapat menyebabkan berkurangnya efek dari obat.
Baca Juga : Alami Keguguran Berulang Saat Hamil, Ternyata Protein Ini Penyebabnya
Orang dengan kelainan darah
Jahe meningkatkan aliran darah dan merangsang sirkulasi darah dan sangat penting bagi orang yang menderita diabetes, obesitas, penyakit Raynaud atau penyakit arteri perifer, tetapi bisa sangat berbahaya bagi orang yang menderita hemofilia.
Hemofilia adalah kelainan genetik di mana kemampuan darah untuk bekuan berkurang, yang berarti bahwa penderita dari kondisi ini bisa berdarah sampai mati bahkan karena cedera ringan.
Jadi, orang-orang yang memiliki kondisi ini harus menghindari jahe, karena dapat memperparah kasus perdarahan mematikan.
Baca Juga : Beras Sehat Beras Merah atau Beras Putih? Ini Fakta-faktanya
Makanan pengganti jahe
Jika Moms termasuk salah satu dari empat kelompok ini segera berhenti menggunakan jahe.
Gunakan cabai rawit, paprika manis atau paprika merah sebagai gantinya.
Menurut Milka Raicevic, ahli gizi terkenal di dunia, cabe memiliki efek yang sama seperti jahe dan dapat digunakan sebagai penggantinya.(*)