Find Us On Social Media :

Obat Flu di Musim Hujan Yang Disarankan Dokter, Tak Harus Antibiotik

Serangan flu tak selamanya perlu minum obat flu, apalagi yang mengandung antibiotik.

GridHEALTH.id - Meski hujan tidak setiap hari datang, udara masih sering lembap. Keadaan ini akan memengaruhi tubuh kita. Sebaiknya kita tetap hati-hati dan menjaga stamina supaya tidak mudah terkena penyakit musiman.

Baca Juga : Studi: Flu di Saat Hamil Munculkan Risiko Anak Menderita Skizofrenia

Kalau tenggorokan mulai sakit, gatal sehingga batuk berkali-kali, juga bersin-bersin, berarti penyakit musiman seperti flu mulai mampir di tubuh kita.

Tiga gejala ini menjadi petunjuk kalau flu dan pilek sedang menyerang. Batuk yang menyertai flu sebetulnya merupakan cara tubuh mempertahankan diri dari adanya alergen atau barang asing yang masuk ke tubuh.

Dalam hal ini, alergen yang berupa virus itu bersarang di saluran napas. Tubuh lalu merespons dengan mengeluarkan lendir. Tak heran, di saat flu ada cairan yang keluar dari hidung.

Selain tiga gejala tersebut, serangan flu atau influenza juga ditandai adanya demam mendadak dengan suhu tubuh antara 38 sampai 40 derajat Celsius, disertai sakit kepala, nyeri otot, dan badan terasa lemah.

Terkadang disertai rasa mual, ingin muntah, dan diare. Keadaan ini membuat si sakit akan menderita dan tak ingin beranjak dari tempat tidur.  

Asal tahu saja,  flu sangat mudah menyebar. Virus penyebabnya senang sekali berkeliaran ke segala arah, lewat cairan yang dikeluarkan penderita saat batuk dan bersin.

Penyakit yang menyerang saluran pernapasan atas ini biasanya berlangsung selama 3-5 hari. Namun, bisa lebih lama bila  kita tidak menjaga kondisi badan.

Baca Juga : Tidak Semua Bayi Perlu Proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Ini Penjelasannya

Menurut Prof. Dr. Iwan Darmansjah, Sp.Fk., farmakolog dari FKUI seperti dikutip dari Kompas.com, obat flu dan pilek sebenarnya hanya perlu pengobatan sederhana.

Si sakit harus banyak istirahat, dan tak boleh banyak bicara.Olahraga sebaiknya  dihentikan dulu.  

Obat diperlukan sejauh untuk mengurangi pilek, batuk, panas, serta gejala lain yang berupa nyeri otot.

Baca Juga : Alami Keguguran Berulang Saat Hamil, Ternyata Protein Ini Penyebabnya

Obat flu perlu mengandung campuran obat demam (parasetamol, ibuprofen), komponen pilek (efedrin, pseudo-efedrin, atau fenilpropanolamin) untuk mengeringkan hidung, dan komponen obat batuk (dekstrometorfan atau noskapin).

Kalau menurut Journal of Health and Social Behavior, sejatinya flu bisa dicegah dengan vaksinasi. Namun, tidak selamanya vaksinasi mampu menghadang virus flu.

Ini karena virus flu selalu bermutasi, membentuk versi baru yang lain dari generasi sebelumnya.

Vaksinasi pada dasarnya hanya membantu meningkatkan kekebalan tubuh dan dibutuhkan untuk mereka yang berusia di atas 65 tahun, penderita asma, jantung atau penyakit ginjal, juga yang menderita flu sangat berat.

Vaksinasi juga sering dibutuhkan bila kita sedang berada di tempat lain, yang iklimnya berbeda sama sekali dengan wilayah tempat tinggal kita. Misalnya, mereka yang naik haji butuh sekali suntikan vaksin flu.

Prof. Iwan menegaskan, obat flu atau pilek tidak perlu diobati dengan antibiotik. Virus flu tidak mempan antibiotik.

Bila ada komplikasi infeksi dengan kuman saja, antibiotik dibutuhkan. Ini pun jarang sekali terjadi. Hanya 5% dari semua kasus flu yang pernah ada.

Baca Juga : Piring Kotor Tak Boleh Menumpuk di Bak Cuci, Ini Kandungan Sejumlah Bakterinya

Kalau kita terbiasa minum antibiotik, bahayanya kuman di tubuh menjadi kebal terhadap antibiotik. Akibatnya, dosis yang nanti kita gunakan akan semakin besar.

Efek paling buruk adalah datangnya kematian bila dosisnya sudah terlalu tinggi.

Maka disarankan, bila kita mendapat obat dari dokter sebaiknya menanyakan jenisnya dan untuk apa.

Baca Juga : Wah, 4 Makanan Enak Ini Lezat Tapi Ternyata Malah Bikin Kita Cepat Tua

Maksudnya supaya tahu apa yang kita makan. Hal semacam itu bisa kita tanyakan kepada apoteker saat mengambil obat.

Bila hanya pilek, pilihlah obat flu bebas yang mengandung komponen pilek saja. Obat pilek hanya perlu mengandung salah satu, efedrin, pseudoefedrin, atau fenilpropanolamin

Dari ketiganya, efedrin dosis kecil (8-10 mg) paling baik, fenilpropanolamin paling jelek. Bila ingin mencampur dengan komponen antihistamin (antialergi), bisa menggunakan CTM, yang cukup efektif dan murah.

Tambahan lain misalnya vitamin atau obat pengencer dahak tidak mutlak dibutuhkan tubuh. Tergantung dari kondisi masing-masing individu.

Yang penting, dengan atau tanpa antibiotik seharusnya flu akan sembuh dalam beberapa hari hingga seminggu.

Bila ternyata tidak reda, sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk mengetahui lebih lanjut, apakah demam yang diderita tidak disebabkan oleh penyakit lain, atau apakah obat flu perlu diubah.

Baca Juga : Kualitas Tidur Penting Diperhatikan, Tidur Akhir Pekan Tak Cukup Gantikan Kurang Tidur Malam

Minumlah air sebanyak mungkin karena kita akan kehilangan banyak cairan selama demam berlangsung. Tindakan ini juga bisa membantu menurunkan suhu tubuh yang meninggi.(*)