Find Us On Social Media :

Luna Maya Mengaku Sudah Move On, Syukurlah Karena Patah Hati Bisa Bikin Mati

Patah hati yang tidak kunjung sembuh dapat menyebabkan kematian.

Peneliti menganalisis secara khusus empat wilayah otak yang mengendalikan emosi, motivasi, pembelajaran dan memori dan bagaimana cara mereka berbagi informasi satu sama lain.

Baca Juga : Alami Keguguran Berulang Saat Hamil, Ternyata Protein Ini Penyebabnya

Dua daerah otak yakni amygdala dan cingulate gyrus diketahui berperan membantu mengendalikan sistem saraf otonom dan fungsi jantung.

"Kami menemukan bahwa pasien sindrom patah hati mengalami penurunan komunikasi antara daerah otak yang terkait dengan pemrosesan emosional dan sistem saraf otonom, yang mengontrol kerja tubuh yang tidak disadari, dibandingkan dengan orang yang sehat," ujar Christian Templin, peneliti utama dan profesor kardiologi di University Hospital Zurich.

Christian Templin mengatakan bahwa dirinya telah menemukan hubungan antara perubahan aktivitas fungsional wilayah otak tertentu dengan sindrom patah hati.

"Stres emosional dan fisik sangat terkait dengan sindrom patah hati. Dan kami memiliki hipotesia bahwa stimulasi berlebihan di sistem saraf otonom dapat menyebabkan kejadian sindrom patah hati," ujar Templin.

Namun, para peneliti tidak dapat menentukan apakah penurunan komunikasi antara otak dan jantung adalah penyebab sindrom patah hati atau sebaliknya, karena mereka tidak memiliki pindaian MRI dari otak pasien pada saat mereka mengembangkan kondisi tadi.

"Hasil kami menunjukkan bahwa studi tambahan harus dilakukan untuk menentukan apakah ini merupakan hubungan sebab-akibat," ujar Dr. Jelena Ghadri, rekan peneliti senior di Rumah Sakit Universitas Zurich dan rekan penulis studi ini.

Baca Juga : Piring Kotor Tak Boleh Menumpuk di Bak Cuci, Ini Kandungan Sejumlah Bakterinya

Gejala sindrom patah hati sendiri meliputi nyeri dada dan sesak napas mirip dengan serangan jantung. Biasanya penyakit ini disebabkan oleh kejadian yang memicu stres berat pada pasien.