Find Us On Social Media :

Jakarta Jadi Kota Paling Berpolusi Se-Asia Tenggara oleh Greenpeace, Berisiko Sebabkan Penyakit Berbahaya

Jakarta disebut sebagai kota paling berpolusi di Asia Tenggara

Hasil studi yang dilakukan oleh Greenpeace dan IQ AirVisual ini dipublikasikan pada Selasa (5/3/2019).

Dalam studi tersebut, rata-rata harian kualitas udara di Jakarta dengan indikator PM 2.5 pada tahun 2018 adalah 45,3 mikrogram per meter kubik udara.

Di sisi lain, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan pedoman kualitas udara rata-rata harian 25 mikrogram per meter kubik udara.

Baca Juga : Melalui Pengobatan Transplantasi Peneliti Sembuhkan Pasien HIV/AIDS

"Rata-rata harian kualitas udara di Jakarta lebih buruk 4,5 kali lipat dari batas aman dan batas sehat yang ditetapkan oleh WHO. Angka itu juga meningkat dibanding tahun 2017 dimana rata-rata harian kualitas udara di Jakarta adalah 29,7," jelas Leonard.

Polusi udara merupakan salah satu permasalahan yang serius, sebab bisa memunculkan berbagai masalah terutama kesehatan semua orang.

Dalam situs resmi WHO disebutkan bahwa ambient (polusi udara luar) merupakan penyebab utama kematian dan penyakit secara global.

Diperkirakan sebanyak 4,2 juta penduduk meninggal dunia akibat polusi udara, terutama dari penyakit jantung, stroke, penyakit paru obstruktif kronis, kanker paru-paru dan infeksi pernapasan akut pada anak-anak.

Polusi udara ambient di seluruh dunia mencakup:

- 29% dari semua kematian dan penyakit akibat kanker paru-paru- 17% dari semua kematian dan penyakit akibat infeksi saluran pernapasan bawah akut