Find Us On Social Media :

Daging Merah dalam MPASI Dapat Turunkan Risiko Anemia Defisiensi Besi

Daging Merah

GridHEALTH.id - Ternyata masih banyak orangtua yang berangapan bahwa daging merah tidak sepatutnya diberikan pada anak berusia 6 bulan.

Anak berusia 6 bulan yang sudah diperbolehkan menerima makanan pendamping ASI (MPASI) ini ternyata sah-sah saja untuk mengonsumsi daging merah.

Baca Juga : Tips Pemberian Makan Mengatasi Gerakan Tutup Mulut (GTM) Anak

Pasalnya kandungan dalam daging merah sangatlah bermanfaat bagi pembentukan tulang dan pertumbuhan anak.

Kandungan dalam daging merah juga ternyata dapat menurunkan risiko anemia defisiensi besi (ADB) pada anak usia 6 bulan dan selanjutnya.

Melansir dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anemia defisiensi besi (ADB) merupakan masalah defisiensi nutrien tersering pada anak di seluruh dunia terutama di negara sedang berkembang termasuk Indonesia.

Penyakit ini disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh penderita.

Baca Juga : Pentingnya Edukasi Kesehatan di Era Digital Bagi Orangtua

Menurut dr. Purnawatai, SpA(K), MMpaed saat ditemui pada seminar "Program Edukasi Kesehatan Anak Untuk Orangtua" pada Minggu (10/3/2019) menyatakan ada beberapa jenis makanan yang mengandung zat besi yang terbagi dalam 2 golongan, diantaranya:

Besi heme

Makanan yang mengandung zat besi ini biasanya berasal dari protein hewani, seperti daging ayam, daging sapi, hati ayam, bahkan ikan.

"Jika masih banyak orangtua yang mengatakan pemberian daging merah pada anak usia 6 bulan itu tidak boleh, salah," ujar dr. Purnawatai, SpA(K), MMpaed.

"Namun perlu digarisbawahi, jika tidak mampu membeli daging merah, jangan sering-sering memberikan hati ayam pada anak," tandasnya.

Baca Juga : Makan Kulit Ayam Berbahaya dan Bikin Gemuk? Tidak Selalu, Begini Fakta Sebenarnya!

Seperti yang kita ketahui bahwa fungsi hati adalah untuk membersihkan semua racun di dalam tubuh, termasuk dalam hati ayam.

Bahkan menurut hasil penelitian dari Journal of Pediatrics menyebutkan bahwa anak yang sering mnegonsumsi hati ayam setiap hari akan menunjukkan adanya pembesaran pada ventricle dan subarachnoid otak yng menjadikan anak menjadi sering gelisah, menangis, bahkan mengamuk.

Besi non heme

Sepaket dengan makanan yang mengandung besi heme, makanan yang mengandung besi non heme, diataranya adalah cereal, tahu, bayam, brokoli, dan ubi.

Seperti yang kita ketahui pada sayuran mengandung beberapa antioksidan seperti berbagai unsur vitamin dan mineral.

Baca Juga : Patut Dicoba Untuk MPASI, Buncis, Sayuran Hijau Kaya Vitamin A

Hal ini menjadi penting bagi kelangsungan hidup seorang anak untuk menurunkan risiko terkena anemia defisiensi besi (ADB).

Namun dr. Purnawatai, SpA(K), MMpaed menyatakan bahwa pemberian makanan antara mengandung zat besi heme dan zat besi non heme harus selalu diimbangi.

Bahkan orangtua juga wajib mengajarkan anaknya agar menyukai makanan-makanan tersebut agar terhindar dari berbagai penyakit yang mengancam perkembangan dan pertumbuhan anak. (*)