GridHEALTH.id - Masih banyak orangtua yang belum terlalu memerhatikan dampak jika anak kekurangan zat besi.
Padahal zat besi berfungsi untuk membantu menjaga kesehatan kuku, rambut, dan kulit, dan membantu pembentukan sel darah merah.
Baca Juga : Daging Merah dalam MPASI Dapat Turunkan Resiko Anemia Defisiensi Besi
Bahkan zat besi juga membantu mengatasi masalah kekurangan zat besi, yaitu anemia defisiensi besi.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan masalah defisiensi nutrien tersering pada anak di seluruh dunia terutama di negara sedang berkembang termasuk Indonesia.
Secara epidemiologi, prevalensi tertinggi ditemukan pada akhir masa bayi dan awal masa kanak-kanak diantaranya karena terdapat defisiensi besi saat kehamilan dan percepatan tumbuh masa kanak-kanak yang disertai rendahnya asupan besi dari makanan, atau karena penggunaan susu formula dengan kadar besi kurang.
Baca Juga : Justin Bieber Sedang Berjuang Memperbaiki Kesehatan Mentalnya, Begini Gejala dan Cara Penjegahannya
Selain itu, ADB juga banyak ditemukan pada masa remaja akibat percepatan tumbuh, asupan besi yang tidak adekuat dan diperberat oleh kehilangan darah akibat menstruasi pada remaja perempuan.
Kekurangan zat besi sangat memengaruhi fungsi kognitif, tingkah laku dan pertumbuhan seorang bayi.
Baca Juga : Bayi Sehat Buang Gas 13 - 21 Kali Sehari, Jika Kurang Rewel, Ini Solusinya
Gejala yang sering terlihat pada anak yang kekurangan zat besi, antara lain lemas, pucat terlalu sering, mudah lelah, mudah terinfeksi, gangguan prestasi belajar, dan menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan gangguan perilaku.
Menurut dr. Anita Juniatiningsih, SpA dalam acara seminar "Program edukasi Kesehatan Anak Untuk Orangtua" bayi berusia 4-6 bulan wajib diberikan suplemen zat besi yang berupa cairan tetes.
"Bahkan tidak hanya anak di usia 4-6 bulan saja, pemberian suplemen zat besi ini bisanya diberikan rutin hingga anak berusia 5 tahun," ujdar dr. Anita yang ditemui di PESAT Jakarta 2019 di Hotel Citradream Bintaro pada Minggu (10/3/2019).
Baca Juga : Imunisasi Kok Dicicil? Padahal Imunisasi Simultan Berikan Banyak Manfaat bagi Anak
Karena menurut IDAI, penyebab anemia defisiensi besi berdasarkan umur, yaitu:
Bayi kurang dari 1 tahun
1. Cadangan besi kurang, antara lain karena bayi berat lahir rendah, prematuritas, lahir kembar, ASI ekslusif tanpa suplementasi besi, manajemen laktasi yang keliru, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat dan anemia selama kehamilan.
2. Alergi protein susu sapi
Anak umur 1-2 tahun
Baca Juga : Daging Merah dalam MPASI Dapat Turunkan Resiko Anemia Defisiensi Besi
1. Asupan besi kurang akibat tidak mendapat makanan tambahan atau minum susu murni berlebih.
2. Obesitas
3. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis.
4. Malabsorbsi.
Anak umur 2-5 tahun
1. Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe jenis heme atau minum susu berlebihan.
2. Obesitas
3. Kebutuhan meningkat karena infeksi berulang / kronis baik bakteri, virus ataupun parasit).
4. Kehilangan berlebihan akibat perdarahan (divertikulum Meckel / poliposis dsb).
Baca Juga : 11 Hal Ini Tak Boleh Dilakukan Selama Haid Karena Ganggu Kesehatan!
Anak umur 5 tahun-remaja
1. Kehilangan berlebihan akibat perdarahan(antara lain infestasi cacing tambang) dan
2. Menstruasi berlebihan pada remaja perempuan. (*)