Adapun asal usul mi alias bahan dasarnya, menurut Ratih, Mi basah juga mi kering umumnya dibuat dengan cara mencampurkan terigu, air, dan alkali/basa yang akan membantu pembentukan tekstur mi yang unik.
Jenis basa yang dapat digunakan antara lain air ki, yakni air yang diambil dari rebusan merang yang telah diendapkan semalaman.
Namun air ki ini dapat juga diganti dengan natrium karbonat.
Berdasarkan jenisnya, mi basah dibedakan menjadi dua; mi basah mentah/mi segar yang biasanya digunakan untuk mi ayam dan mi basah matang yang dipakai untuk soto mi, mi bakso dan pempek.
Baca Juga : Putri Titian Kepergok Ibunya Makan Mie Instan 2 Bungkus Saat Hamil
Mi basah matang memiliki kandungan air lebih banyak karena mengalami perebusan, sehingga biasanya lebih cepat rusak.
Sedangkan berdasarkan penggolongannya, mi termasuk bahan makanan sumber hidrat arang (karbohidrat) yang berfungsi sebagai sumber energi utama, sekitar 50-70% dari total energi yang dibutuhkan setiap individu.
Digolongkan sebagai sumber karbohidrat karena mi terbuat dari tepung terigu (gandum).
Berbeda dengan nasi, meski sama-sama sebagai sumber karbohidrat, tepung terigu sebagai bahan dasar mi boleh dibilang kandungan seratnya nol, karena sudah mengalami proses di pabrik.
Dalam mi terigu, biasanya ditambahkan pula bahan pengembang. Sementara beras kendati mengalami proses penggilingan, kandungan seratnya masih banyak.
Ingat, makanan berserat tentu jauh lebih baik bagi pencernaan anak dibanding makanan tak berserat.
Baca Juga : Ditemani SBY, Ibu Ani Yudhoyono Merasa Nafsu Makannya Kembali