Find Us On Social Media :

Kisah Wanita yang Seumur Hidupnya Tidak Akan Merasa Sakit Walau Tubuhnya Terluka, Bagaimana Bisa?

Jo Cameron sama sekali tidak bisa merasakan sakit

GridHEALTH.id - Jo Cameron, wanita yang tidak akan pernah merasakan sakit walau tubuhnya terluka.

Bahkan, pada suatu ketika ia tidak menyadari kulitnya terbakar hingga mencium bau daging hangus.

Cameron juga sering memasukkan tangannya ke oven saat membuat kue, dan lagi-lagi ia tidak merasa sakit sedikitpun.

Baca Juga : Penggunaan Ponsel Bisa Picu Kanker Otak? Belum Ada Penelitian yang Bisa Membuktikannya

Mengapa? Karena, Jo Cameron merupakan salah satu dari dua orang di dunia yang diketahui memiliki mutasi genetik langka.

Mutasi genetik ini membuatnya tidak merasakan sakit, juga tidak pernah merasa cemas atau takut.

Baca Juga : Kisah Pengidap Anoreksia Jodie-Leigh Neil; Instagram Membuat Anoreksia-ku Semakin Parah

Jo Cameron sama sekali tidak sadar akan kondisi langkanya itu hingga usia menginjak 65 tahun, ketika dokter tidak percaya wanita ini tidak memerlukan obat penghilang rasa sakit setelah operasi serius.

Sebelum menjalani operasi sebenarnya dokter sempat memeringatkan efek sakit pada tubuhnya setelah operasi, tapi hasilnya justru sebaliknya.

Baca Juga : Masyarakat Palong Negeri Sembilan Resah Dalam Satu Minggu Ternyata Minum Air Mayat, Ini yang Bisa Mereka Alami

Ketika tidak merasakan apapun, ahli anestesi Dr Devjit Srivastava mengirim Jo Cameron ke ahli genetika di Universitas College London (UCL) dan Universitas Oxford.

Setelah dilakukan serangkaian tes, petugas medis menemukan mutasi gen yang membuat Jo Cameron tidak bisa merasakan sakit seperti orang lainnya.

Jo, yang berasal dari Whitebridge, dekat Inverness, mengatakan pada BBC Skotlandia bahwa dokter sama sekali tidak percaya ketika wanita ini mengatakan tidak memerlukan penghilang rasa sakit setelah operasi.

Baca Juga : Pelajaran Berharga dari Pengalaman Anak Marcella Zalianty, 5 Makanan Ini Sebabkan Sakit Tumor Otak pada Anak

"Ketika dia menemukanku tidak punya (rasa sakit), dia memeriksa riwayat medisku dan mengetahui bahwa aku tidak pernah meminta obat penghilang rasa sakit," tuturnya melansir BBC UK.

Saat itulah dia dirujuk ke spesialis di Inggris. Setelah didiagnosis, Jo menyadari bahwa dirinya tidak hanya 'sangat sehat', seperti yang ia pikirkan selama ini.

Baca Juga : Kisah Pengidap Anoreksia Jodie-Leigh Neil; Instagram Membuat Anoreksia-ku Semakin Parah

"Mengingat ke masa lalu, aku sadar aku tidak membutuhkan obat penghilang rasa sakit. Aku adalah seseorang yang bahagia yang tidak menyadari ada sesuatu yang berbeda," sambungnya.

Hal yang paling mencegangkan adalah fakta bahwa Jo tidak merasakan sakit saat melahirkan.

"Itu aneh, tapi aku tidak merasa sakit. Itu benar-benar menyenangkan."

Jo mengaku tidak akan mengubah kondisinya, tetapi menurutnya merasakan sakit adalah hal yang penting.

Menurutnya rasa sakit bisa memperingatkan seseorang agar mereka tahu ada yang salah dengan tubuh mereka.

Baca Juga : Ibu Kubur Bayi Hidup-Hidup, Begini Kondisi Terkini Bayi Tersebut 

Dokter percaya ada kemungkinan Jo bisa sembuh lebih cepat dari biasanya. Kombinasi gen khusus ini juga membuatnya pelupa dan kurang cemas.

"Ini disebut gen bahagia atau gen pelupa. Aku telah membuat orang-orang kesal dengan menjadi bahagia dan pelupa sepanjang hidupku, aku punya alasan sekarang," katanya.

Jo mengatakan ketika dia mengalami kecelakaan kecil tetapi ia sama sekali tidak bereaksi apapun dari kejadian tersebut.

"Aku tidak punya adrenalin. Seharusnya kau mendapat peringatan itu (rasa berdebar), itu adalah manusiawi, tapi aku tidak bisa mengubahnya."

Baca Juga : Anak Marcella Zalianty Sempat Sakit Tumor Otak, Kenali 7 Jenis Penyakit Otak Ini! 

Para peneliti mengatakan kemungkinan ada beberapa orang yang juga mempunyai kondisi seperti Jo.

Kasus Jo adalah subjek dari makalah yang diterbitkan dalam British Journal of Anesthesia, yang ditulis oleh Dr Srivastava dan Dr James Cox, dari UCL.

"Orang-orang dengan kepekaan kecil terhadap rasa sakit bisa bermanfaat untuk penelitian medis ketika kita belajar bagaimana mutasi genetik mereka berdampak pada bagaimana mereka mengalami rasa sakit, jadi kami akan mendorong siapa saja yang tidak mengalami rasa sakit untuk maju.

"Kami berharap bahwa seiring waktu, temuan kami dapat berkontribusi pada penelitian klinis untuk rasa sakit dan kecemasan pasca operasi, dan kemungkinan nyeri kronis, PTSD, dan penyembuhan luka, tutur Dr Cox.(*)

Baca Juga : Ibu Kubur Bayi Hidup-Hidup, Begini Kondisi Terkini Bayi Tersebut