Find Us On Social Media :

Fenomena Kalau Lapar Jadi Marah, Ternyata Ini Biang Keladinya

Jika orang lapar jadi marah disebabkan glukosa di dalam otak menurun sehingga menyebabkan emosi muncul.

GridHEALTH.id- Kita semua pasti pernah mengalami, marah, kesal, dan mudah tersinggung saat kelaparan.

Kalau dalam bahasa Inggris, istilahnya menjadi  hangry, penggabungan dua kata “hungry” dan “angry”, yang sering dipakai sebagai kata untuk menjelaskan fenomena di mana seseorang kalau lapar jadi marah.

Baca Juga : Tanda-tanda Sistem Pencernaan Tidak Sehat, Salah Satunya Mudah Marah!

Hangry bukan berarti kita menjadi orang yang pemarah dan tidak sabaran. Asal tahu saja, gara-gara hal ini seorang penyabar pun bisa berubah agresif saat perutnya lapar.

Penyebab kalau lapar jadi marah, seperti dilansir dari The Huffington Post, Paul Currie, seorang pakar perilaku nafsu makan sekaligus profesor psikologi di Reed College, mengungkapkan bahwa rasa lapar dapat mengubah seseorang menjadi sangat emosional, yang seringnya timbul sebagai stres, kecemasan, hingga kegelisahan.

"Organisme, ketika lapar, bisa mengabaikan sinyal rasa lapar itu tetapi mereka tidak bisa bertahan hidup lebih lama," terang Paul Currie, profesor psikologi dari Reed College.

Ini karena makanan adalah sumber energi utama bagi tubuh. Setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dicerna dan diubah menjadi glukosa yang kemudian mengalir ke dalam aliran darah beserta nutrisi lainnya untuk menyuplai energi bagi setiap sel dan jaringan tubuh. Glukosa adalah makanan utama bagi otak.

Ketika seseorang melewatkan makan, bisa terpicu pergolakan emosi, dan lapar adalah sinyal yang sering ditunjukkan bersamaan dengan stres atau cemas.

Terlebih jika mendengar suara perut yang lapar, maka akan terjadi sebuah hal tertentu dalam pikiran seseorang. Hal itu pada akhirnya meningkatkan emosi, rasa cemas, dan stres yang berujung pada kalau lapar jadi marah.

Baca Juga : Menginginkan Bayi Aman Tidur Dengan Orangtua? Ini Syarat-syaratnya

Ketika otak tidak menerima cukup aliran darah bernutrisi, otak akan menganggap situasi tersebut sebagai situasi yang mengancam jiwa.