- Perubahan pola sakit kepala.- Sakit kepala yang secara bertahap menjadi lebih sering dan lebih parah.- Mual atau muntah yang tidak bisa dijelaskan.- Masalah penglihatan, seperti penglihatan kabur, penglihatan ganda atau hilangnya penglihatan.- Hilangnya sensasi atau gerakan secara bertahap di lengan atau kaki.- Kesulitan dengan keseimbangan.- Kesulitan bicara.- Kebingungan dalam urusan sehari-hari.- Perubahan kepribadian atau perilaku.- Kejang, terutama pada seseorang yang tidak memiliki riwayat kejang.- Masalah pendengaran.
Baca Juga : Rutin Gosokkan Tomat ke Wajah Selama 3 Detik, Ini yang Akan Terjadi!
Beruntungnya penyakit yang diderita Maria ini cepat ditangani, sehingga dokter dapat merekomendasikan pemantauan rutin dengan pemindaian otak.
Jika tidak, tumor otak dapat berkembang seperti yang diderita sang ibu, Litsa Menounos yang telah berjuang melawan kanker otak glioblastoma stadium 4 sejak Agustus 2016.
Glioblastoma adalah jenis kanker agresif yang dapat tumbuh di otak atau sumsum tulang belakang.
Glioblastoma terbentuk dari sel yang disebut astrosit yang mendukung sel-sel saraf.
Baca Juga : Idap Kelainan Langka Sejak di Dalam Kandungan, Bayi Ini Terlahir dengan Ukuran Lidah 2 Kali Lebih Besar!
Glioblastoma dapat terjadi pada semua usia, tetapi cenderung lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.
Gejala-gejalanya meliputi sakit kepala yang terus-menerus, muntah, kejang, penglihatan ganda dan kesulitan berbicara.(*)