Find Us On Social Media :

Viral Ibu Tendang Anak 3 Tahun Karena Kelelahan Jalani Pemotretan, Aksinya Dikecam Hingga Banyak Klien yang Putus Kerjasama

Gegara tidak mau jalani pemotretan karena lelah, seorang ibu tendang putrinya sendiri

Dalam rekaman video lain terlihat sang ibu memarahi Niuniu dan memukulnya menggunakan gantungan baju di sebuah studio foto.

Tentu saja Niuniu hanya menangis saat itu karena takur dengan sang ibu.

Pada suatu kesempatan, ada seorang reporter yang mewawancarainya dan bertanya apakah Niuniu senang melakukan pekerjaannya ini.

Baca Juga : Faktanya Gula Bukan Penyebab Diabetes, Penyakit yang Sebabkan Mus Mulyadi Meninggal

Tak diduga gadis polos tersebut menjawab, 'tidak', dan mengungkapkan dirinya lebih suka bermain.

Tapi jawaban Niuniu ini disangkal oleh sang ibu yang mengatakan buah hatinya itu hanya bercanda dan menjelaskan memar di kaki Niu Niu adalah hasil dari kecerobohan putrinya.

Kejadian ini tentu sudah termasuk ke dalam ranah child abuse.

Kekerasan pada anak adalah semua bentuk perlakuan menyakitkan, dapat secara fisik, emosional, penyalahgunaan seksual, pelalaian, eksploitasi komersial atau eksploitasi lain.

Dan semua itu mengakibatkan kerugian nyata terhadap kesehatan, kelangsungan hidup, tumbuh kembang, dan martabat anak dan dilakukan dalam konteks hubungan tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan.

Melansir laman pemerintah Australia, Australia Institute of Family Studies, kekerasan ini akan mengakibatkan trauma pada anak.

Trauma yang disebabkan oleh pengalaman pelecehan dan penelantaran anak memiliki efek serius pada perkembangan otak mereka.

 The Center of the Developing Child dari Universitas Harvard telah merilis berbagai makalah yang secara kritis meninjau literatur tentang perkembangan otak.

1. Otak berkembang dari waktu ke waktu dan melalui interaksi dengan lingkungan.

2. Stres kronis, toksik dari jenis yang dialami oleh anak-anak yang mengalami malnutrisi khususnya dengan tidak adanya hubungan yang konsisten, suportif dan interaktif dengan pengasuh dewasa, telah ditemukan memiliki efek yang sangat merusak pada pertumbuhan otak anak-anak.

3. Paparan trauma kompleks dan kronis dapat menyebabkan masalah psikologis yang persisten.

4. Interaksi antara gen dan lingkungan juga memainkan peran dalam bagaimana otak berkembang, khususnya selama periode perkembangan awal.

Setelah video ini viral dan banyak klien yang memutuskan hubungan, akhirnya ibu Niuniu membuat sebuah permintaan maaf melalui sebuah unggahan di Weibo.

"Saya sedang berkomunikasi dengan Niuniu dengan beberapa tindakan yang tidak berbahaya. Saya minta maaf atas kesalahpahaman," tutur sang ibu di unggahanya.

Baca Juga : Salah Memakai Celana Dalam Berisiko Terkena Kanker, Jangan Sampai Masih Lakukan 7 Kebiasaan Ini!