GridHEALTH.id - Kerajaan Inggris telah mengumumkan kelahiran Royal Baby buah hati pertama dari pasangan Duke dan Duchess of Sussex.
Ya, mantan aktris Meghan Markle baru saja melahirkan seorang putra di rumah sakit yang diyakini The Portland, London pada Senin (6/5/2019) dini hari.
Kabar kelahiran ini tentu saja memberi 'angin segar' bagi masyarakat Inggris yang beberapa waktu ini selalu mendengar kabar ketegangan dalam anggota keluarga kerajaan Inggris.
Baca Juga : Inilah Cara Buka Puasa Paling Sehat, Pilih Menunya Ikuti Triknya
Informasi bahagia ini juga diumunkan melalui berbagai akun media sosial resmi kerajaan, salah satunya @sussexroyal.
Anak yang berjenis kelamin laki-laki tersebut terlahir dengan berat badan sekitar 3.26 kg dalam kondisi sehat.
Dikutip The Sun, Meghan melahirkan di usia kehamilan 41 minggu 2 hari, atau 10 bulan 9 hari.
Ini tentu saja lebih lama dari kehamilan yang biasanya berlangsung sekitar 37 hingga 40 minggu.
Layaknya kelahiran prematur, mengandung lebih atai telat lahir pun mempunyai risiko kesehatan.
Berdasarkan Medical Daily, janin yang 'disimpan' lebih lama di dalam kandungan meningkatkan risiko kesehatan, termasuk kelahiran mati.
Tidak hanya kesehatan, ada risiko terkait fungsi kognitif sang bayi juga terkait kehamilan jangka panjang.
Dalam studi yang dilakukan peneliti Universitas Northwestern dari dipublikasikan di JAMA Pediatrics menunjukkan, bayi yang terlala di dalam kanduangan memberi beberapa manfaat dalam hal fungsi kognitif.
Mereka membandingkan data bayi yang lahir dalam jangka waktu lama (lahir pada usia 41 minggu) dengan bayi lahir di usia kehamilan semestinya (39 atau 40 minggu).
Peneliti menilai, anak yang dulunya lahir pada usia 41 minggu memiliki skor tes rata-rata lebih tinggi di sekolah dasar dan menengah.
Baca Juga : Jangan Biarkan Si Kecil Duduk dengan Posisi Seperti Ini Jika Tidak Ingin Perkembangannya Terganggu!
Selain itu, kemungkinan 2,8% lebih tinggi memiliki bakat, serta 3,1% kemungkinan penurunan hasil kognitif yang buruk, dibandingkan dengan mereka yang lahir pada usia kehamilan semestinya.
Meskipun bayi lahir dalam 'jangka waktu lama' dinilai lebih pintar, tapi kondisi fisiknya justru lebih lemah dari bayi yang lahir pada usia kehamilan ideal/semestinya.
Studi ini menemukan, bayi lahir terlambat memiliki tingkat kondisi abnormal lebih tinggi pada saat lahir, seperti penyakit pernapasan, serta kemungkinan cacat fisik 2% lebih tinggi pada saat mereka mencapai usia 5 atau 6 tahun.
Para peneliti menyimpulkan, "Singkatnya, temuan ini menunjukkan, mungkin ada 'timbal balik' antara hasil fisik dan kognitif yang terkait dengan kehamilan jangka panjang."
Baca Juga : Hebohkan Met Gala 2019, Tampilan Ezra Miller Dapat Rusak Otak
Ada kemungkinan bayi lahir terlambat memiliki tingkat fungsi kognitif lebih tinggi, karena otak mereka memiliki lebih banyak waktu untuk berkembang saat berada di dalam rahim.
Menurut March of Dimes, beberapa hal paling penting yang terjadi pada bayi saat beberapa minggu terakhir kehamilan adalah; perkembangan otak dan paru-paru bayi. Organ-organ ini dapat terus berkembang dalam jangka panjang.(*)