"Gorengan tak apa-apa, asal tidak terlalu banyak," kata Saptawati. Ia menyarankan, pada saat berbuka, cukup dengan satu gelas teh hangat dan sedikit kolak.
"Itu sudah dapat mengembalikan gula darah. Setelah itu, baru makan yang berat," kata dia.
Baca Juga : Anji Menangis Saat Anaknya Didiagnosis Autism Spectrum Disorder, Begini Perilaku Si Pengidap
Sementara itu, Dr Fiastuti Witjaksono, Ms, SpGK, ahli Gizi Medik dari RS Siloam, berpendapat, mengonsumsi air dingin saat berbuka bukanlah suatu masalah.
Pasalnya, es mempunyai sifat seperti air dan akan menyesuaikan dengan kondisi tubuh.
"Kalau yang tidak mempunyai masalah mengonsumsi air dingin, paling hanya batuk," ujarnya.
Ia justru beranggapan, makanan yang digorenglah yang sebaiknya dihindari saat berbuka puasa.
"Makanan sehat tidak dianjurkan untuk digoreng, apalagi dengan minyak yang sudah berkali-kali dipakai, tidak baik bagi tubuh," kata dia.
Ia menuturkan, satu gram minyak goreng sama dengan 10 gram kalori.
Maka, bagi seseorang mengonsumsi gorengan dalam jangka waktu yang lama, ia dapat mengalami kegemukan.
Baca Juga : Akibat Krim Pemutih Wajah, Wanita Ini Alami Keracunan dan Wajahnya Jadi Lumpuh
"Makanan yang bagus itu yang pengolahannya selain digoreng. Efek makanan yang digoreng baru terlihat jangka panjang," kata dia.
Jadi, lebih baik hindari konsumsi makanan yang pengolahannya dengan digoreng. Jika tidak bisa, paling tidak jangan terlalu sering mengonsumsinya. (*)
Artikel ini sudah tayang di Nakita.id dengan judul, "Menu Buka Puasa Tak Sehat, Bukan Gorengan Atau Es! Makanan Inilah yang Justru Punya Efek Jangka Panjang"