Find Us On Social Media :

Bayi Baru Lahir Meninggal Karena Dehidrasi, Sang Ibu Menyesal Karena Tak Memerhatikan ASI-nya

Seorang ibu sangat menyesal tak mengenal manajemen ASI yang baik hingga anaknya meninggal karena dehidrasi.

GridHEALTH.id - Butuh waktu bertahun-tahun bagi seorang ibu bernama Jillian Johnson untuk menceritakan kisah kematian anaknya Landon.

Baca Juga : Tidak Semua Bayi Perlu Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Ini Alasannya

Tak hanya karena sangat terpukul setelah kehilangan anak, ia mengaku juga cemas dan takut dihakimi.

Tapi sekarang Jillian sudah berusaha untuk membuka diri dalam sebuah unggahan blog ‘Fed Is Best’, tentang bagaimana Landon meninggal akibat dehidrasi beberapa hari setelah kelahirannya.

Dehidrasi yang ternyata menyebabkan bayinya kelaparan dan mati lemas ini tidak disadari oleh sang ibu.

Ia berharap pengalamannya ini akan menyelamatkan keluarga dan orangtua lain agar tak merasakan peristiwa menyakitkan karena kehilangan anak, darah dagingnya.

Padahal selama kehamilan Jillian, ibu baru dan suaminya ini mendidik diri mereka sendiri dalam upaya menjadi orangtua terbaik.

"Kami sudah siap! Atau begitulah yang kami pikir," tulisnya di unggahannya. Karena sangat ingin menjadi orangtua terbaik untuk si buah hati, Jillian sampai mengikuti kelas menyusui.

Baca Juga : Obat Anti Mabuk, Diminum Sebelum atau Saat Perjalanan? Ini Jawaban Ahli

Landon lahir di salah satu Rumah Sakit yang terbilang 'ramah' dalam arti segala sesuatunya diarahkan agar ibu dapat menyusui bayinya secara eksklusif.

Kecuali sang ibu pernah mengalami pembengkakan payudara, kanker atau alasan medis yang serius sehingga tidak bisa menyusui, bayi akan diberi susu formula yang telah diresepkan dokter anak.

Baca Juga : Studi: Sering Makan Sendirian Bisa Timbulkan Masalah Kesehatan

Setelah Landon lahir melalui operasi sesar, Jillian secara eksklusif memberi bayinya ASI. Konsultan laktasi pun sempat memeriksa kondisi payudaranya dalam hal produktivitas menghasilkan susu.

Salah satu dari mereka mengatakan bahwa ia mungkin memiliki masalah dalam memproduksi susu.

Jillian didiagnosis menderita PCOS (sindrom ovarium polikistik), di mana seorang wanita akan lebih sulit memiliki keseimbangan hormon untuk memproduksi susu.

Tapi Landon terus menangis. Jillian berkata, "Ia (Landon) menangis meskipun ia berada dekat payudara dan saya mulai merawatnya terus-menerus."

Landon dirawat sekitar sembilan jam pada hari pertama kehidupannya.

Setelah sekitar dua hari, si kecil kehilangan hampir 10% dari berat lahirnya, di mana kondisi ini biasanya masih dalam kategori wajar.

Baca Juga : Selain Keguguran, Bayi Lahir Mati Masih Jadi Kekhawatiran Ibu Hamil

Walau begitu Jillian khawatir Landon tidak mendapatkan cukup ASI, dan ia percaya bahwa profesional medis di sekitarnya mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja.

Tapi nyatanya berbanding terbalik. Seperti yang diceritakan dalam unggahannya, Landon mengalami kelaparan parah.

Kurang dari 12 jam setelah orangtua baru ini membawa pulang anak mereka dari rumah sakit (usianya kurang dari tiga hari), Landon mengalami serangan jantung akibat dehidrasi.

Baca Juga : Pangeran Harry dan Meghan Markle Lahirkan Anak Bi-Rasial, Intip Ramalan Kesehatannya Kelak

"Dan saran terbaik yang diberikan oleh salah satu dokter NICU-nya adalah payudara (ASI) yang pasti adalah yang terbaik,” ungkap Jillian.

Sayang, Baby Landon akhirnya meninggal dunia setelah beberapa hari berjuang hidup.

Rachel Prete, M.D., seorang dokter anak di Rumah Sakit Arnold Palmer for Children di Orlando mengatakan, ini adalah kasus yang sangat langka.

Menurutnya hal ini "agak aneh" mengingat sebagian besar waktu dokter, perawat, dan konsultan laktasi adalah untuk membantu seorang ibu baru menemukan manajemen laktasi yang baik, termasuk apabila persediaan ASI-nya sedikit.

Sesungguhnya, kebanyakan bayi dapat bertahan dengan jumlah kolostrum yang kecil (cairan kental dan konsentrat yang sering berwarna keemasan dan biasanya masuk pada saat kehamilan lanjut dan muncul di hari-hari pertama kelahiran), dan sangat normal bagi ibu bahwa ASI-nya memakan waktu beberapa hari sampai keluar dengan sendirinya.

Baca Juga : Senang Makan Camilan Tapi Takut Gemuk? Coba 6 Camilan Sehat Ini

Prete menyarankan ibu baru untuk mencari kolostrum fisik untuk memastikan bayinya diberi makan.

"Ibu harus bisa memeroleh beberapa kolostrum. Minimal satu sendok teh (atau 5 mililiter) per makan sudah cukup," kata Prete seraya menambahkan butuh waktu tiga sampai lima hari agar ASI mulai terproduksi dengan baik.

Baca Juga : Hindari Kulit Jadi Kering Saat Puasa, Ini Hal Yang Harus Dilakukan

Ari Brown, MD, FAAP menambahkan, "Walaupun jarang, beberapa perempuan tidak menghasilkan cukup banyak kolostrum atau susu matang karena berbagai penyebab yang mendasarinya."

Ada tanda-tanda peringatan bahwa bayi mungkin mengalami dehidrasi, yang seharusnya diperhatikan orangtua. Berikut tanda-tanda bayi mengalami dehidrasi:

- Ibu tidak bisa mengeluarkan kolostrum atau ASI

- Bayi menunjukkan tanda lapar dan tidak pernah puas, seperti tangisan yang tak dapat dihibur

- Rasa tidak nyaman dan menangis tanpa popok kotor / basah

- Penurunan berat badan

Baca Juga : Berolahraga Selama Puasa Tidak Dilarang, Tapi Cukup yang Ringan

Prete mencatat bayi juga harus memiliki periode perasaan puas dan tidur. Orangtua harus mencari kencing dan satu kotoran pada hari pertama setelah kelahiran, dua kali buang air kecil dan dua kali buang air besar pada hari kedua, dan seterusnya.

Prete menyarankan orangtua untuk menindaklanjuti keesokan harinya agar bayi dibawa ke rumah sakit dan ditangani dokter anak, yang dapat menilai status hidrasi bayi.

Pada ibu-ibu yang sedang berjuang dengan menyusui, Prete mengatakan, "Ingatlah bahwa ASI lebih baik daripada tidak sama sekali."

Baca Juga : Cincau, Minuman Favorit Saat Berbuka, Ternyata Banyak Manfaatnya

Ia juga merekomendasikan untuk berbicara dengan dokter anak dan mendiskusikan apakah melengkapi dengan susu formula adalah tepat untuk Ibu dan bayi. "Jangan takut untuk meminta bantuan," tutupnya. (*)