Sariawan berulang
Sama halnya dengan infeksi HIV pada orang dewasa, anak yang terinfeksi HIV pun akan sering mengalami sariawan.
Berbeda dengan sariawan biasa, sariawan pada pasien HIV sering kali disebabkan oleh jamur Candida, bersifat berat, dan menyebabkan penderitanya kesulitan makan.
Baca Juga: Alasan Penderita Diabetes Diminta Batasi Makan Kurma Saat Berbuka
Selain sariawan, anak dengan infeksi HIV pun akan mudah mengalami infeksi lain seperti infeksi telinga dan infeksi paru dengan gejala klinis yang berat.
Infeksi HIV menyebabkan kekebalan tubuh penderitanya turun sehingga infeksi yang ringan saja dapat menimbulkan gejala yang berat, bahkan mengancam nyawa.
Kejang
Anak dengan infeksi HIV akan sering mengalami kejang dan gangguan saraf lainnya seperti gangguan berjalan. Kejang dapat terjadi kapan saja tanpa didahului demam, sehingga berbeda dengan kejang demam yang dialami anak-anak pada umumnya.
Ruam kemerahan
Kulit anak yang mengalami infeksi HIV sering kali tampak ruam kemerahan yang tidak menonjol. Selain itu, berbagai infeksi kulit juga dapat terjadi seperti herpes zoster, infeksi jamur (tinea), dan infeksi bakteri (pioderma).
Bila anak mengalami cacar air (varicella) umumnya akan bersifat berat dan dapat berulang. Hal ini lagi-lagi terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang menurun, sehingga menjadikan anak yang terinfeksi HIV mudah terserang penyakit infeksi.
Baca Juga: 6 Tips Nyaman dan Sehat Perjalanan Mudik Bersama Anak Naik Kereta Api
Selain melihat beberapa gejala di atas, untuk mendiagnosis adanya infeksi HIV pada seorang bayi dan anak diperlukan serangkaian pemeriksaan laboratorium. Karenanya, bila anak mengalami gejala-gejala di atas, saatnya membawa anak untuk melakukan pemeriksaan lebih lengkap. Diagnosis penyakit sedini mungkin akan memperlambat terjadinya infeksi HIV tahap lanjut atau AIDS. (*)