“Saya mau ke masjid tapi saya bingung enggak bisa salat. Sampai akhirnya saya bercerita kepada teman-teman dekat saya,” ujarnya.
Dari situlah Tio dengan kesadaran hati tanpa ada paksaan menyatakan diri di dalam hatinya untuk menjadi muslim.
"Ketika mendengar kata Islam dan Muslim yang ada dipikiran saya langsung tergambar: Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin. Ulama yang bijaksana, teladan ummat, dan penuh kasih sayang kepada siapa saja.
"Karena itu, ketika saya bertekad ingin menjadi Muslim, harapan saya bisa di-islamkan oleh Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin. Alhandulillah, doa saya dikabulkan.
"Izinkan selanjutnya saya menjadi murid Abah Kiai," begitu testimoni Tio Nugroho sebelum mengucapkan syahadat sambil menangis haru.
Baca Juga: Ani Yudhoyono dan Besan Sama-sama Punya Kanker, Akankah Keturunan Mereka Bernasib Sama?
Prof. Dr. KH. Ma'ruf Amin memimpin langsung proses pengucapakan dua kalimat syahadat. Setelah itu, KH. Ma'ruf Amin menghadiahkan sorbannya, Al-Qur'an, kain sarung, dan sajadah.
"Ketika kita berIslam maka harus sepenuh hati. Islam itu rahmat bagi semua orang. Islam itu selalu menebarkan kebaikan dan kebajikan. Jadi, berislam lah dengan kaffah," kata KH. Ma'ruf Amin.
Sebagai penutup, KH. Ma'ruf Amin, memberikan nama depan MUHAMMAD kepada Tio Nugroho.