Peneliti mengambil sampel darah dari para wanita untuk menganalisis sel sebagai indikator penuaan.
Dari hasil analisis, terungkap wanita yang melakukan hubungan seksual dengan pasangan setidaknya sekali dalam seminggu memiliki telomer yang lebih panjang.
Telomer merupakan tutup pelindung DNA yang menentukan umur sel.
Seiring waktu, kata peneliti, telomer rusak karena pola makan yang buruk, konsumsi alkohol, dan penuaan.
Uniknya, riset membuktikan hubungan seks yang teratur dapat memperbaiki dan memperpanjang telomer.
Ini berarti sel hidup lebih lama dan membantu kita lebih awet muda.
Para peneliti mengatakan, telomer yang lebih pendek meningkatkan risiko masalah kesehatan yang serius seperti kanker, penyakit jantung, dan diabetes.
Sebaliknya, telomer yang lebih panjang dapat membantu mencegah penyakit. Namun, riset ini dilakukan dalam skala kecil.
Jadi, perlu penelitian lebih lanjut agar didapatkan bukti yang lebih akurat.
Riset 2017 yang diterbitkan dalam Archives of Sexual Behavior mengklaim adanya frekuensi ideal untuk berhubungan seks dalam satu minggu.
Berdasarkan data dari 1989 hingga 2014, rata-rata orang dewasa melakukan seks 54 kali setahun atau sekitar seminggu sekali. Namun, angka itu telah sedikit menurun sejak tahun 1990-an.